Bola.net
·06 de fevereiro de 2025
Terlalu Fokus Taktik, Ruben Amorim Bikin Pemain Man United Tertekan!
![Imagem do artigo:Terlalu Fokus Taktik, Ruben Amorim Bikin Pemain Man United Tertekan!](https://image-service.onefootball.com/transform?w=280&h=210&dpr=2&image=https%3A%2F%2Fcdns.klimg.com%2Fbola.net%2Flibrary%2Fupload%2F21%2F2025%2F01%2Fmu-vs-brighton-7_552bbae.jpg)
In partnership with
Yahoo sportsBola.net
·06 de fevereiro de 2025
Bola.net - Legenda Manchester United, Paul Scholes menyatakan bahwa penekanan berlebihan pada taktik oleh pelatih Ruben Amorim telah membuat para pemain kehilangan semangat dan kebebasan bermain.
Meski Amorim telah mengambil alih sebagai pelatih kepala sejak akhir tahun 2024 lalu, saat ini Man United masih terpuruk di posisi ke-13 klasemen Premier League setelah mengalami tiga kekalahan beruntun di liga.
Meskipun tim menunjukkan potensi di ajang Liga Europa dan berhasil mengeliminasi Arsenal dari Piala FA bulan lalu, ketidaknyamanan terasa baik di dalam maupun luar lapangan.
Scholes yang menghabiskan seluruh karier profesionalnya bersama MU dengan lebih dari 700 penampilan, mengamati perilaku tim sebelum pertandingan dan memberikan pandangannya tentang apa yang mungkin menghambat performa mereka.
Scholes mengungkapkan kekhawatirannya bahwa sepak bola modern yang terlalu mengedepankan taktik telah menghilangkan kebebasan bermain.
"Saat ini, dengan sepak bola yang begitu taktis, saya merasa kehidupan para pemain seperti tersedot keluar," kata Scholes.
"Dulu, ketika saya bermain, saya ingin bermain dengan lebih bebas. Saya menonton sepak bola sepanjang waktu, tapi saya tidak menganalisis permainan sebanyak dulu."
"Saya memperhatikan United dalam beberapa pekan terakhir, khususnya bagaimana mereka pemanasan sebelum pertandingan, dan saya melihat mereka berlatih formasi tim," imbuhnya.
2 dari 3 halaman
Sejak Amorim mengambil alih, MU mengalami revolusi taktis yang signifikan dibandingkan era Erik ten Hag. Pelatih asal Portugal itu lebih memilih sistem lima bek dengan wing-back yang dinamis dan strategi pressing agresif.
Namun, Scholes khawatir bahwa rutinitas pra-pertandingan yang terlalu fokus pada taktik justru bisa mengganggu konsentrasi pemain.
"Mereka menempatkan lima bek yang bertahan di depan gawang, lalu ada umpan silang yang datang ke kotak penalti untuk disambut oleh para penyerang. Mereka bahkan mulai berlatih set-piece di depan fans, yang menurut saya terasa aneh," sambung Scholes.
"Pemanasan seharusnya untuk menikmati permainan, memiliki bola di kaki, dan melatih sentuhan."
"Namun, sekarang semuanya berfokus pada taktik, dan saya tidak yakin bisa menghadapi itu jika saya masih bermain."
Scholes menilai bahwa pemain United mungkin belum sepenuhnya terbiasa dengan perubahan drastis yang dibawa Amorim. Hal ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa performa tim belum konsisten, terutama di Premier League.