Wawancara dengan Media Italia, Mantan Kiper Inter Milan Tak Terima Sepak Bola Diremehkan | OneFootball

Wawancara dengan Media Italia, Mantan Kiper Inter Milan Tak Terima Sepak Bola Diremehkan | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bolatimes.com

Bolatimes.com

·5 Agustus 2023

Wawancara dengan Media Italia, Mantan Kiper Inter Milan Tak Terima Sepak Bola Diremehkan

Gambar artikel:Wawancara dengan Media Italia, Mantan Kiper Inter Milan Tak Terima Sepak Bola Diremehkan

Bolatimes.com - Legenda sepak bola Italia, Walter Zenga, geram dengan anggapan banyak orang di dunia yang meremehkan sepak bola Indonesia.

Rasa geramnya itu ditunjukkan eks kiper Timnas Italia itu kala dirinya diwawancarai oleh salah satu media Italia, yakni Corriere dello Sport.


Video OneFootball


Pria yang kini berusia 63 tahun itu geram dengan anggapan banyak orang terhadap sepak bola Indonesia yang disebut sebagai sepak bola dunia ketiga.

Anggapan itu datang dari negara-negara maju, seperti di Eropa dan Amerika Serikat. Sehingga, sepak bola di negara berkembang disebut sebagai dunia ketiga di sepak bola.

Bagi mantan penjaga gawang Inter Milan tersebut, meski sepak bola di negara ini belum level satu, ada gairah besar di Tanah Air terhadap olahraga ini.

“(Sepak bola Indonesia diremehkan) membuat saya marah. Tentunya sepak bola Indonesia bukan level satu, tapi sepak bola yang berbeda. Ada banyak gairah di sini,” tutur Zenga kepada Corriere dello Sport.

Zenga pun mencontohkan pengalamannya sebagai seorang pionir pelatih Eropa yang mau berkarier di Asia, kala dirinya menukangi klub Uni Emirat Arab yakni Al Ain dan kemudian berlanjut ke Al Nassr di Arab Saudi.

Pada awal tahun 2000 an, memang sepak bola Asia kerap dipandang remeh sebelum menjadi destinasi banyak pelatih dan pesepak bola top saat ini.

“Saya selalu lebih dulu. Pada tahun 2006 saya melatih di Turki, pada tahun 2010 saya melatih di Arab Saudi di Al Nassr, di mana Cristiano Ronaldo dan Marcelo Brozovic bermain saat ini,” lanjutnya.

Zenga pun kemudian membeberkan soal kehidupannya di Indonesia sejak ditunjuk sebagai Direktur Pengembangan Klub Persita Tangerang.

“(Di Indonesia) Sangat bagus. Saya suka pendekatan kehidupan orang Indonesia, tenang dan sopan. Hanya saja lalu lintasnya buruk,” tuturnya.

“Di usia saya, yang kita pikirkan adalah hari ini. Saya hidup di saat ini, saya tidak lagi melihat ke masa depan,” lanjut Zenga kepada Corriere dello Sport.

Walter Zenga sendiri resmi diperkenalkan oleh Persita Tangerang saat peluncuran tim untuk Liga 1 2023/2024 yakni pada akhir Juni 2023 lalu.

Saat itu, Presiden Persita, yakni Ahmed Rully Zulfikar, membeberkan kisah Zenga hingga bisa berlabuh dan menjadi bagian penting Persita.

Ahmed Rully menyebutkan bahwa dirinya dan Zenga sempat bertemu di Dubai dan kemudian pria asal Italia itu diundang ke Indonesia untuk menonton pertandingan Persita kontra Persija Jakarta.

Di saat bersamaan, Zenga pun mendapat ajakan dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, untuk memberi pengetahuan dan pengalamannya bagi perkembangan sepak bola Indonesia.

Di Persita sendiri, Zenga memiliki tiga tugas penting yakni membangun fondasi dan sistem klub berjuluk Pendekar Cisadane itu, menjadi Advisor atau penasihat pelatih senior, dan menjadi Advisor pengembangan infrastruktur.

Nama Zenga sendiri bukanlah nama sembarangan di kancah sepak bola. Ia merupakan kiper legendaris yang aktif di era 70 an hingga 90 an.

Namanya abadi sebagai salah satu penjaga gawang terbaik Italia, terlebih berkat penampilannya bersama Inter Milan selama 16 tahun lamanya.

Sepanjang perjalanannya sebagai pemain, Walter Zenga pernah meraih beragam prestasi individu seperti kiper terbaik dunia versi IFFHS pada 1989, 1990, dan 1991 serta menjadi kiper terbaik Eropa pada 1990.

Lihat jejak penerbit