Wasit Mark Clattenburg Ungkap Bagaimana "Membungkam" Pepe Pada 2016 | OneFootball

Wasit Mark Clattenburg Ungkap Bagaimana "Membungkam" Pepe Pada 2016 | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Stats Perform

Stats Perform

·14 Mei 2020

Wasit Mark Clattenburg Ungkap Bagaimana "Membungkam" Pepe Pada 2016

Gambar artikel:Wasit Mark Clattenburg Ungkap Bagaimana "Membungkam" Pepe Pada 2016

Mantan wasit Liga Primer Inggris, Mark Clattenburg, menceritakan dua momen menarik yang melibatkannya dengan eks bek Real Madrid, Pepe, pada final Liga Champions 2016.

Dalama laga tersebut, Clattenburg dua kali berhadapan dengan Pepe. Pertama, saat sang wasit menjulur-julurkan lidah saat Pepe berpura-pura kesakitan saat berduel dengan Yannick Ferreira Carrasco. Kedua, saat sang pemain melanggar Fernando Torres di kotak penalti.


Video OneFootball


"Semua orang selalu bertanya tentang kejadian di final Liga Champions 2016,” tulis Clattenburg di Daily Mail, Kamis (14/5).

“Ketika saya melakukan hal dengan lidah saya saat dia berguling-guling di rumput, berakting.”

"Di kepala saya, saya berpikir: Seberapa ringkih diri Anda untuk pria [bertubuh] besar?"

"Dia melakukannya dua kali dalam pertandingan itu, mencoba untuk mengibuli saya untuk memberikan kartu merah kepada pemain Atletico Madrid.”

“Wasit lain mungkin tertarik untuk itu, tetapi saya sudah melakukan pekerjaan rumah saya dan Anda harus melakukan praduga.”

“saya tahu persis seperti apa dia di lapangan, mentalitasnya, dan saya membutuhkan pengetahuan itu untuk menanganinya.”

"Dia adalah pemain yang tidak bisa Anda percayai. Saat permainan berjalan, dia akan melakukan sesuatu yang licik.”

“Dalam laga final itu, Real Madrid unggul 1-0 pada babak pertama, tetapi golnya sedikit berbau offside dan kami sadar saat jeda. Itu adalah keputusan sulit dan asisten saya melewatkannya.”

"Saya memberi Atletico penalti pada awal babak kedua ketika Pepe melanggar Fernando Torres. Pepe sangat marah dan berkata kepada saya dalam bahasa Inggris yang sempurna: ‘Bukan penalti, Mark.' Saya berkata kepadanya, “Gol pertama Anda seharusnya tidak sah.” Itu membuatnya diam.”

"Orang mungkin berpikir itu terdengar aneh, karena dua kesalahan [bagi masing-masing tim] tidak membuatnya menjadi benar dan wasit tidak berpikir seperti itu, tetapi para pemain melakukannya.”

“Saya tahu dengan mengatakan kepadanya itu akan membuatnya lebih menerima situasi, tetapi dia pemain yang bandel dan tidak menyenangkan bagi wasit sedikitpun, Anda harus selalu waspada,” pungkasnya.

Kala itu, Madrid sukses menjuarai kompetisi dengan mengalahkan Atletico via adu penalti setelah skor imbang 1-1 bertahan hingga babak perpanjangan waktu. Hasil tersebut sekaligus menjadi awal dari trigelar Liga Champions beruntun El Real.