Stats Perform
·10 Mei 2022
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·10 Mei 2022
Bek veteran asal Brasil, Marcelo, mungkin tidak menyangka tindakan konyolnya di ruang ganti berujung pemutusan kontrak dari Lyon.
Laporan teraktual L’Equipe mengungkap sejumlah kekacauan yang terjadi di kubu Lyon beberapa musim terakhir, baik di dalam dan di luar lapangan.
Salah satu situasi paling aneh jelas dialami Marcelo, yang secara misterius didepak dari tim utama pada Agustus 2021, sebelum meninggalkan klub beberapa bulan kemudian.
Kini, baru terungkap bahwa kepindahan bek berusia 34 tahun itu dipicu etiket yang kurang di ruang ganti dengan kentut sembarangan—diikuti tawa berikutnya dengan rekan sesama Brasil—yang mengganggu petinggi Lyon selama periode sulit klub.
Insiden spesifik terjadi pasca-kekalahan tandang 3-0 di markas Angers, tim yang di atas kertas bisa dikalahkan Lyon. Masalahnya, Marcelo tampil buruk dengan mencetak gol bunuh diri.
Pada saat itu, pelatih Peter Bosz baru memimpin tim selama beberapa bulan, sementara direktur olahraga Juninho makin lelah dengan skuad - yang akhirnya menyebabkan ia mundur kurang dari lima bulan kemudian.
Awalnya dilaporkan bahwa Marcelo telah didepak dari tim utama karena 'insiden di ruang ganti', tapi rincian lebih lanjut tidak diungkapkan pada saat itu.
Setelah sang pemain meninggalkan Lyon pada Januari lalu, ia bergabung dengan Bordeaux, klub posisi terbawah yang berjuang lolos dari zona degradasi dengan sisa dua laga.
Saat ini, klub berada di posisi terbawah Ligue 1, empat poin dari zona aman dengan hanya dua pertandingan tersisa musim ini.
Marcelo dipercaya sebagai starter dalam tiga laga terbaru Bordeaux, yang semuanya berakhir dengan kekalahan.
Kontrak Marcelo di Bordeaux habis akhir musim ini dan sang pemain kemungkinan bakal berstatus tanpa klub setelah Les Girondins tampak tidak berminat memperpanjang kontraknya.
Sementara itu, musim Lyon tidak lebih baik dari Marcelo. Les Gones tercecer di urutan kedelapan dan berpotensi kehilangan kans ke kompetisi Eropa musim depan.
Lyon juga dijatuhi hukuman pengurangan poin imbas kekerasan suporter, kebijakan perekrutan yang gagal, pelatih berada di bawah tekanan, dan kepergian Juninho serta dua pemegang saham utama.