Terjebak Kudeta Bersenjata Guinea, Pemain Timnas Maroko: Mengerikan Ketika Anda Mendengar Suara Tembakan | OneFootball

Terjebak Kudeta Bersenjata Guinea, Pemain Timnas Maroko: Mengerikan Ketika Anda Mendengar Suara Tembakan | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Stats Perform

Stats Perform

·9 September 2021

Terjebak Kudeta Bersenjata Guinea, Pemain Timnas Maroko: Mengerikan Ketika Anda Mendengar Suara Tembakan

Gambar artikel:Terjebak Kudeta Bersenjata Guinea, Pemain Timnas Maroko: Mengerikan Ketika Anda Mendengar Suara Tembakan

Gelandang Fiorentina, Sofyan Amrabat, mengungkapkan bagaimana ia bersama skuad Maroko terjebak dalam kudeta bersenjata di Guinea.

Sedianya Maroko akan menghadapi Guinea pada laga ketiga Grup I Kualifikasi Piala Dunia Afrika, Senin (6/9). Tapi, pertandingan ini terpaksa ditunda.


Video OneFootball


Skuad Maroko dan Guinea telah berada di ibukota Conakry tapi sehari sebelum laga terjadi kudeta bersenjata untuk menggulingkan pemerintah dan menangguhkan konstitusi.

Amrabat dkk akhirnya berhasil kembali ke negaranya malam itu. Sementara Guinea harus menunggu hingga Selasa lalu untuk akhirnya bisa terbang keluar dari negara Afrika Barat yang bermasalah tersebut.

“Anda tidak berharap untuk menjalani tugas internasional dan berakhir di tengah kudeta militer,” ucap Amrabat kepada De Telegraaf.

“Pada Minggu pagi, Adel Taarabt bertanya apakah saya mendengar suara tembakan. Saya tertawa pada awalnya dan mengatakan itu pasti kembang api, karena terkadang fans lokal melakukannya di luar hotel tim tamu untuk mengganggu istirahat lawan mereka,” tutur pemain berusia 25 tahun itu.

“Tetapi kemudian kami melihat di Internet apa yang sebenarnya terjadi. Keluarga saya sangat khawatir dan semua orang menulis pesan untuk menanyakan apakah kami baik-baik saja. Kami harus tetap profesional, tapi menakutkan ketika Anda mendengar suara tembakan yang tidak henti,” tambahnya.

Skuad Maroko akhirnya berhasil mendapatkan pengawalan dari hotel ke bandara, perjalanan yang dilaporkan memakan waktu 45 menit.

“Kami sampai di bandara dan pesawat kami sudah ada di sana di landasan pacu, tapi militer telah menguncinya dan mendesak semua orang untuk kembali dan pulang,” ujar Amrabat.

“Hanya dengan intervensi dari Raja Maroko, yang menghubungi para pemimpin baru Guinea, mereka mengizinkan kami naik ke pesawat dengan pengawasan militer,” tambah pemain berdarah Belanda itu.

“Sangat aneh melihat kendaraan militer di sisi bus tim,” pungkasnya.

Adapun laga Guinea kontra Maroko akhirnya telah dijadwal ulang dan bakal digelar pada 6 Oktober mendatang.