Bola.net
·16 Desember 2023
In partnership with
Yahoo sportsBola.net
·16 Desember 2023
Bola.net - Jose Mourinho telah memilih sebelas pemain untuk dimasukkan ke dalam tim impiannya dan tak satu pun pemain Manchester United ada di dalamnya.
Mourinho adalah pelatih yang kenyang makan asam garam. Dalam CV-nya, ua sudah melatih banyak klub di Eropa.
Ia pernah melatih Benfica, Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, Man United, Tottenham, dan yang terbaru, AS Roma. Mourinho pun berhasil jadi juara liga di empat negara yang berbeda.
Dan dalam prosesnya, Mourinho pernah menangani banyak pemain top. Mulai Didier Drogba, Frank Lampard, John Terry, Cristiano Ronaldo, Sergio Ramos, Samuel Eto'o, Claude Makelele, Zlatan Ibrahimovic, Xabi Alonso, hingga Harry Kane.
Mourinho baru saja berbincang dengan eks gelandang Chelsea, John Obi Mikel, dalam siniar Obi One. Dalam kesempatan itu ia memilih 11 pemain untuk dimasukkan ke dalam tim impiannya. Banyak pemain itu dari skuad Chelsea dan tak satu pun dari Manchester United.
1 dari 11 halaman
Jose Mourinho pernah bekerjasama dengan Iker Casillas. Namun kiper Real Madrid itu tak menjadi pilihannya.Mourinho lebih memilih Petr Cech. Ia adalah anak buahnya saat masih bermain di Chelsea.
Pria asal Ceko itu gabung Chelsea pada tahun 2004. Ia bertahan di sana sampai 2015. Cech sempat membelot ke Arsenal tapi akhirnya balik lagi ke Stamford Bridge pada tahun 2020 dan pensiun di tahun berikutnya.
"Saya merasa terhormat menjadi pelatih yang memberi kesempatan Petr Cech berkarier di Liga Inggris saat masih muda," ucap Mourinho seperti dilansir Sky Sports pada 2019 silam.
"Setelah transfer itu, semuanya tergantung kepada Cech. Berbagai rekor, penampilan di lapangan, gelar juara dan sikap profesionalnya sudah berbicara," ujar pujinya.
2 dari 11 halaman
Javier Zanetti (c) AFP
Di pos bek kanan, Jose Mourinho memilih nama bek asuhannya saat masih di Inter Milan, Javier Zanetti. Pria asal Argentina itu memang merupakan sosok bek yang spesial.
Zanetti gabung Inter pada tahun 1995 silam. Ia terus bermain di Giuseppe Meazza sampai pensiun pada tahun 2014. Ia menjadi legenda di skuad Nerrazzurri dan Argentina.
Selama di Inter, ia memenangkan 16 gelar juara. Tujuh di antaranya ia menangkan di bawah asuhan Mourinho.
“DNA individu tidak bisa diubah,” ucap Mourinho seperti dilansir FCInterNews.
“Ada beberapa yang bisa bermain setiap hari seperti Javier Zanetti, sementara yang lain lebih banyak kesulitan," sambungnya.
3 dari 11 halaman
John Terry adalah pemain didikan akademi Chelsea. Sebelum Jose Mourinho merapat ke Chelsea, Terry sudah menembus skuad utama The Blues.
Mourinho kemudian menjadikan Terry kapten Chelsea begitu menginjakkan kaki ke Stamford Bridge pada tahun 2004. Pria Inggris itu kemudian terus jadi andalan lini belakang The Blues.
Selama bersama Mourinho, Terry menyumbangkan delapan gelar juara. Tiga di antaranya adalah gelar Premier League.
"Sejak menit pertama saya tiba, ia bermain di level yang sama, tidak naik turun. Bukan berarti ia lebih suka bermain melawan striker yang tinggi dan kuat serta kesulitan melawan penyerang yang cepat. Baginya setiap pertandingan sama, setiap lawan adalah sama, tingkat kinerjanya juga sama," pujinya pada The Guardian, setahun setelah bekerjasama dengan Terry di Chelsea.
4 dari 11 halaman
Ricardo Carvalho (c) AFP
Ricardo Carvalho mengawali kariernya di Porto. Ia ikut membantu tim Portugal itu meraih gelar Liga Champions pada musim 2003/2004 di bawah asuhan Jose Mourinho dan membuatnya diincar oleh sejumlah tim top Eropa.
Mourinho kemudian mengangkutnya ke Chelsea bersama bek kanan Paulo Fereira. Carvalho langsung jadi andalan lini belakang The Blues.
Di Chelsea, Carvalho mengoleksi enam gelar juara di bawah asuhan mourinho. Dua di antaranya adalah trofi Premier League.
“Kami memiliki lima atau enam pemain yang kami incar dan minggu lalu kami sampai pada kesimpulan bahwa Ricardo adalah pilihan yang sempurna,” jelas Mourinho soal perekrutan sang bek ke Chelsea kepada Sky Sports.
“Ia mencapai titik tertinggi dalam karirnya – Ia memenangkan Liga Champions bersama Porto dan bermain di final Euro 2004," ujarnya.
"Ia berusia 26 tahun dan punya banyak ambisi dan pengalaman. Biayanya mahal tapi gajinya murah. Kami juga menemukan klub-klub yang punya pemain tanpa banyak potensi meminta jumlah yang sama," terangnya.
5 dari 11 halaman
William Gallas saat di Arsenal. (c) AFP
Di pos bek kiri, Jose Mourinho pernah bekerjasama dengan pemain seperti Marcelo di Real Madrid dan Ashley Cole di Chelsea. Namun Mourinho tak memilih salah satu dari keduanya.
Ia malah memilih William Gallas. Aslinya pria Prancis itu adalah bek tengah.
Gallas merapat ke Chelsea tahun 2001. Ia bermain di sana sampai tahun 2006.
Selama bersama Mourinho, Gallas memenangkan empat gelar juara. Dua di antaranya adalah trofi Premier League.
“Pemain yang fantastis. Ia adalah tipe pemain yang ketika Anda punya di skuad Anda, alih-alih punya 22 pemain, Anda punya 24 atau 25 pemain," pujinya seperti dilansir The Express saat Gallas hendak gantung sepatu.
“Ia bermain sebagai bek kanan, bek kiri, bek tengah di kanan dan kiri. Saya tidak ingat kesalahan William, saya hanya ingat penampilannya yang tak tersentuh," pujinya lagi.
6 dari 11 halaman
Claude Makelele (c) AFP
Di pos ini, Jose Mourinho pernah bekerja dengan nama-nama besar. Ada Xabi Alonso, Michael Essien, Nemanja Matic, hingga Claude Makelele.
Namun Mourinho lebih memilih nama terakhir, Makelele. Pria asal Prancis ini merupakan gelandang pengangkut air legendaris. Namanya pun kini identik dengan posisi tersebut.
Makelele bermain di Chelsea dari tahun 2003 sampai 2008. Bersama Mourinho, ia menyumbangkan enam gelar juara, dua di antaranya gelar Premier League.
“Saya belajar banyak dengan Mourinho tentang menjadi pesaing, tentang fokus pada detail dan konsekuensi dari manajemen Anda," ucap Makelele soal pengaruh Mourinho pada dirinya, seperti dilansir The Sun.
“Ia membuat saya memahami sepak bola dengan cara yang berbeda. Sepak bola bukan hanya kebahagiaan. Ia membuat Anda memahami tentang masyarakat, kemitraan, penggemar, media, setiap detailnya," terangnya.
“Dan itu lebih penting dari sebelumnya dalam sepak bola. Anda harus mengendalikan hal ini," sambung Makelele.
7 dari 11 halaman
Mesut Ozil saat menghadiri Coaching Clinic yang digelar Concave Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Kamis (26/5/2022). (c) Bola.com/Bagaskara Lazuardi
Jose Mourinho bekerjasama dengan Mesut Ozil di Real Madrid. Mereka sama-sama gabung El Real pada tahun 2010 dan cabut juga secara bersama-sama pada tahun 2013.
Ozil menjadi playmaker utama Madrid di era Mourinho. Dari 157 penampilan, pria asal Turki itu membukukan 81 assist!
Ia pun menjadi pelayan Cristiano Ronaldo. Selama di Madrid, Ozil membantu Mourinho memenangkan tiga gelar juara di level domestik.
“Ozil itu unik. Tidak ada salinan dirinya, bahkan salinan buruk pun tidak," pujinya saat sang playmaker akan pindah ke Arsenal, seperti dilansir Mirror.
“Ia adalah pemain nomor 10 terbaik di dunia. Ia membuat segalanya menjadi mudah bagi saya dan rekan satu timnya dengan visi sepak bolanya dan keputusan yang ia buat," terangnya.
“Semua orang mencintainya dan melihat sedikit seperti Luis Figo dan Zinedine Zidane dalam dirinya," puji Mourinho.
8 dari 11 halaman
Pelatih interim Chelsea musim 2022/2023, Frank Lampard (c) AP Photo/Dave Thompson
Frank Lampard bekerjasama dengan Jose Mourinho di Chelsea. Ia pun jadi salah satu tulang punggung skuad The Blues.
Lampard jadi andalan Mourinho karena ia gelandang dengan visi luar biasa. Selain itu ia juga pencetak gol yang brilian dari lini tengah.
Bersama Mourinho, Lampard memenangkan enam gelar juara. Dua di antaranya adalah gelar Premier League.
“Di Chelsea, pada periode pertama saya, saya memiliki Frank Lampard, mungkin pemain terbaik di Premier League dalam satu dekade,” katanya kepada Straits Times, via Football365.
9 dari 11 halaman
Selebrasi penyerang Portugal, Cristiano Ronaldo setelah mencetak gol ke gawang Islandia, 20 Juni 2023 pada Kualifikasi Euro 2024 Grup J. (c) AP Photo/Arni Torfason
Jose Mourinho bekerja sama dengan Cristiano Ronaldo saat masih di Real Madrid. Mereka saling bahu-membahu selama tiga tahun.
Selama diasuh Mourinho, Ronaldo sangat produktif. Dari musim 2010/11 sampai 2012/13 ia mengemas 53, 60, dan 55 gol.
Torehan 60 gol itu jadi musim terproduktif kedua Ronaldo setelah pada musim 2014/15. Saat itu ia mengemas 61 gol.
Sayangnya selama di Madrid, Ronaldo dan Mourinho cuma bisa mempersembahkan tiga trofi juara saja. Salah satunya gelar La Liga 2011/12.
“Ia adalah seorang legenda, salah satu nama besar yang bertahan selamanya dalam sejarah sepak bola, namun ia memotivasi dirinya sendiri dengan angka-angka dan hal-hal baru," ucap Mou pada talkSPORT.
“Ia adalah pemain yang dipikirkan semua orang dan ia memiliki mental yang sangat, sangat kuat," pujinya.
10 dari 11 halaman
Eden Hazard merayakan gol ke gawang Arsenal di final Liga Europa 2018-19 (c) AP Photo
Edern Hazard merapat ke Chelsea pada tahun 2012. Ia bermain di Stamford Bridge sampai tahun 2019.
Hazard cuma bermain di bawah asuhan Jose Mourinho selama dua musim saja. Dan selama bekerjasama, keduanya mempersembahkan dua trofi saja yakni Premier League dan Piala Liga.
Dalam dua musim itu Hazard menjadi produktif. Ia mengemas 17 dan 19 gol. Catatan 19 gol itu adalah jumlah gol terbanyak kedua dalam semusim setelah musim 2018/19 dengan raihan 21 gol.
“Saya ingin sekali memilikinya di Manchester United tetapi saya rasa Chelsea tidak akan menjualnya ke Manchester United, jadi itu tidak menjadi masalah,” kata Mourinho pada Oktober 2018 silam pada Sky Sports.
“Sejarah mengatakan bahwa ketika Eden Hazard menjadi pemain terbaik di Premier League, Chelsea adalah juaranya. Itu terjadi pada saya, itu terjadi pada Antonio [Conte]," serunya.
11 dari 11 halaman
Jose Mourinho dan Didier Drogba (c) AFP
Didier Drogba didatangkan Chelsea pada tahun 2004 dari Marseille. Tentu saja Jose Mourinho yang memboyongnya ke Stamford Bridge meski perekrutannya sempat dipertanyakan oleh Roman Abramovich.
Mulanya perekrutannya diragukan. Namun pada akhirnya Droba menjadi salah satu legenda Chelsea.
Ia bermain di Chelsea sampai tahun 2012. Setelah cabut, ia sempat balik lagi ke Stamford Bridge pada tahun 2014 untuk waktu yang singkat.
Tujuh gelar juara ia raih saat bersama Mourinho. Tiga di antaranya adalah gelar Premier League.
"Ia luar biasa," puji Mourinho seperti dilansir Guardian. “Anda tahu… pertama-tama ia adalah pemain tim. Ia adalah pemain tim."
"Setelah itu, ia memiliki salah satu mentalitas ‘masa lalu’: tidak egois, tidak sombong, seorang pria rendah hati yang bermain dan berjuang untuk tim. Fantastis," pujinya lagi.