Skor 8: Duo Ayah-Anak yang Pernah Bermain di Liga Spanyol | OneFootball

Skor 8: Duo Ayah-Anak yang Pernah Bermain di Liga Spanyol | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Skor.id

Skor.id

·16 September 2022

Skor 8: Duo Ayah-Anak yang Pernah Bermain di Liga Spanyol

Gambar artikel:Skor 8: Duo Ayah-Anak yang Pernah Bermain di Liga Spanyol
  • Cruyff, Alonso, Busquets adalah sedikit dari banyak nama-nama besar di dunia sepak bola.
  • Tahukah bahwa ada lebih dari satu generasi dari keluarga-keluarga tersebut yang pernah bermain di LaLiga?
  • Ada sederet duo ayah-anak yang pernah mengisi buku sejarah LaLiga

SKOR.id - Cruyff, Alonso, Busquets adalah sedikit dari banyak nama-nama besar di dunia sepak bola.

Namun, tahukah bahwa ada lebih dari satu generasi dari keluarga-keluarga tersebut yang pernah bermain di Liga Spanyol (LaLiga)?


Video OneFootball


Kecintaan terhadap sepak bola biasanya menurun dari generasi ke generasi berikutnya, dan dalam beberapa kasus, anak laki-laki bahkan mengikuti jejak ayah mereka menjadi bintang sepak bola.

Justin Kluivert dan Marcos Alonso menjadi duan ama terakhir yang mengikuti jejak ayah mereka untuk bermain di LaLiga. Berikut duo ayah-anak lainnya yang pernah mengisi buku sejarah LaLiga.

Johan dan Jordi Cruyff

Sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah FC Barcelona, Johan Cruyff membawa gelar ke Camp Nou, baik sebagai pelatih maupun pemain, sekaligus memperkenalkan filosofi bermain yang menjadi jati diri Barca hingga saat ini.

Ia memenangkan satu gelar LaLiga sebagai pemain di musim 1973-1974, dan empat kali menjuarai gelar tersebut sebagai pelatih, dan juga membawa Blaugrana memenangkan gelar Eropa pertama mereka di tahun 1992.

Johan Cruyff begitu mencintai kota Barcelona, sehingga memberi nama anaknya dengan nama khas Catalan, Jordi. Jordi Cruyff kemudian mengikuti jejak ayahnya bermain untuk Barcelona, dan bahkan mencatatkan debutnya di bawah kepelatihan ayahnya.

Jordi juga pernah membela Celta Vigo, Deportivo Alaves, dan RCD Espanyol selama kariernya di Spanyol, dan bahkan mencatatkan penampilan lebih banyak dibanding sang ayah.

Periko dan Xabi Alonso

Dua pemain Basque paling sukses sepanjang masa juga adalah pasangan ayah dan anak. Miguel Alonso, atau yang lebih dikenal sebagai ‘Periko’, menjuarai gelar LaLiga bersama Real Sociedad dan Barcelona di tahun 1980an, sebelum akhirnya menjadi pelatih.

Dia menikmati masa manajerial terbaiknya di SD Eibar antara 1995 dan 1998, lalu kemudian menjdai pelatih sementara Real Sociedad pada musim 2000/01.

Anaknya, Xabi, bahkan melampaui pencapaian sang ayah. Xabi merupakan jebolan akademi Real Sociedad, yang kemudian dipinjamkan ke SD Eibar – sebuah kepindahan yang diatur oleh Periko, yang memiliki pengaruh kuat di kedua klub.

Xabi kemudian menjelma sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah sepak bola Spanyol. Xabi menjuarai Piala Dunia bersama Spanyol di tahun 2010, menjuarai LaLiga di tahun 2012, dan juga meraih gelar di Inggris dan Jerman.

Carlos dan Sergio Busquets

Meskipun Carlos dan Sergio Busquets bermain di posisi yang berbeda, mereka berdua memiliki kemampuan memainkan bola dengan kaki mereka yang sangat dihargai di Barcelona.

Mereka berdua total memenangkan 10 gelar LaLiga, sepertiga dari jumlah gelar klub tersebut.

Carlos, yang bermain sebagai penjaga gawang bagi FC Barcelona setelah kepergian Andoni Zubizarreta, adalah pilihan utama bagi Johan Cruyff antar tahun 1994 hingga 1996, menjuarai dua gelar LaLiga.

Namun, seperti keluarga Alonso, pencapaian sang anak melampaui ayah mereka. Sergio Busquets menjelma sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub.

Sergio mencatatkan debutnya pada tahun 2008 di bawah asuhan Pep Guardiola, dan sejak itu ia telah memenangkan delapan gelar LaLiga, tujuh Copa del Rey, tiga gelar Liga Champions, dan menjadi figur penting bagi timnas Spanyol sejak tahun 2010.

Miguel dan Pepe Reina

Ini adalah kisah keluarga lain yang melibatkan penjaga gawang FC Barcelona, namun duo ayah-anak ini sama-sama bermain sebagai penjaga gawang.

Miguel Reina pindah dari klub Cordoba CF ke Barcelona pada tahun 1966, di mana ia bermain sepanjang tujuh musim sebelum pindah ke Atletico Madrid.

Miguel juga dua kali memenangkan penghargaan Zamora, penghargaan bagi kiper dengan angka kebobolan paling sedikit dalam semusim. Miguel juga beberapa kali bermain untuk timnas Spanyol.

Anaknya, Pepe Reina, juga mewakili timnas Spanyol dan menjadi bagian penting bagi La Roja meraih tiga gelar sejak tahun 2008 hingga 2012.

Di level klub, Pepe Reina memulai karirnya di Barcelona, sebelum mencatatkan 100 penampilan LaLiga bersama Villarreal CF, dan kemudian melanjutkan karirnya di Inggris, Jerman, dan Italia. Musi mini, Pepe kembali ke LaLiga Santander bersama Villarreal.

Mazinho, Thiago, dan Rafinha Alcantara

Mazinho, pemain asal Brasil, memiliki dua anak yang bermain di LaLiga Santander. Thiago dan Rafinha Alcantara sama-sama lahir sebelum ayah mereka pindah dari Brasil ke Spanyol, pertama bergabung dengan Valencia dan kemudian pindah ke Celta setelah dua musim.

Thiago dan Rafinha menghabiskan masa kecil mereka di Spanyol, dan keduanya sama-sama menimba ilmu di akademi Barcelona.

Thiago, sang kakak, mencatatkan 68 penampilan untuk FC Barcelona sebelum pindah ke Bayern Munchen pada 2013. Sementara itu, Rafinha, pernah bermain untuk FC Barcelona, RC Celta, dan Real Sociedad, dan mencatatkan 85 penampilan.

Fran dan Nico Gonzalez

Ketika Deportivo La Coruna menjadi salah satu tim terbaik di Spanyol, salah satu pemimpin mereka adalah Fran Gonzalez.

Deportivo La Coruna kemudian meraih gelar LaLiga musim 1999-2000, dan tim tersebut dijuluki SuperDepor.

Nico Gonzalez, anak Fran, juga dalam perjalanan menjadi seorang figur penting. Pemain berusia 20 tahun tersebut menjadi starter bagi FC Barcelona di musim 2021-2022, sebelum bergabung dengan Valencia CF dengan status pinjaman.

Marcos dan Marcos Alonso

Ada contoh tiga generasi dari keluarga yang sama yang semuanya bermain di LaLiga. Yang termuda adalah Marcos Alonso, yang baru saja bergabung dengan Barcelona musim panas ini.

Ayah sang fullback, yang juga bernama Marcos Alonso, bermain untuk Barcelona dan Atletico Madrid, sementara Alonso tertua, Marquitos, adalah pemain reguler di Real Madrid dalam kariernya. Ketiganya juga pernah bermain untuk tim nasional Spanyol.

Patrick dan Justin Kluivert

Patrick Kluivert menjadi mesin gol di LaLiga, dengan mencetak setidaknya 15 gol dalam kompetisi di setiap lima musim pertamanya di Barca setelah tiba dari AC Milan pada 1998.

Ia kemudian bermain untuk Valencia dan juga menjadi pemain penting di sana. Secara total, ia berhasil mencetak 91 gol dalam 192 penampilan di divisi teratas Spanyol.

Sekarang, putranya telah menandatangani kontrak dengan Valencia. Di sana, Justin Kluivert akan bekerja dengan Gennaro Gattuso, dan mencoba mengembalikan nama Kluivert di papan skor Mestalla.

Lihat jejak penerbit