Selebrasi Gol Pemain Asing Liga 1 & Makna Di Baliknya | OneFootball

Selebrasi Gol Pemain Asing Liga 1 & Makna Di Baliknya | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Stats Perform

Stats Perform

·12 Mei 2020

Selebrasi Gol Pemain Asing Liga 1 & Makna Di Baliknya

Gambar artikel:Selebrasi Gol Pemain Asing Liga 1 & Makna Di Baliknya

Tidak perlu menjadi yang terbaik bila ingin jadi pesepakbola yang berkesan atau diingat. Banyak cara yang bisa dilakukan pesepakbola untuk meninggalkan bekas di ingatan para suporter. Keunikan atau ciri khas jadi salah satu cara yang bisa dilakukan pesepakbola untuk tetap terus dikenang dalam benak fans. Lewat gaya berpakaian, model rambut, atribut tambahan lainnya, dan juga selebrasi khas -- sudah banyak pesepakbola yang terkenang akan hal itu. Di Liga Indonesia, beberapa pesepakbola sudah banyak yang dikenang lewat selebrasi gol unik. Banyak pesepakbola pada dekade lalu yang hingga kini selebrasi khasnya masih membekas diingat publik sepakbola Indonesia. Sebut saja Nova Arianto dengan selebrasi Suster Ngesot, Redouane Barkaoui dengan selebrasi Tari Jaipong, atau Christian Carrasco dengan selebrasi topeng Spiderman. Pada 2017, Liga Indonesia mulai menggunakan tajuk baru yakni Liga 1. Saat itu hingga sekarang, cukup banyak juga selebrasi khas yang ditunjukan beberapa pemain saat seusai mencetak gol. Goal Indonesia coba menghimpun beberapa selebrasi yang menjadi ciri khas beberapa pesepakbola di Liga 1, khususnya pemain asing. Berikut ulasannya. 1. De Amsterdammer - Sylvano Comvalius Saat membela Bali United pada 2017, Sylvano Comvalius mampu memecahkan torehan gol Peri Sandria dalam semusim. Di musim itu juga, Comvalius punya cara merayakan gol yang khas yakni dengan membuat tanda silang di dada. Makna membuat tanda silang di dada merupakan simbol dari Kota Amsterdam yang merupakan tempat asal Comvalius. Saat membuat tanda silang, Comvalius biasanya diikuti kompatriotnya yang juga berasal dari Belanda yakni Nick van der Velden, Stefano Lilipaly, dan Irfan Bachdim.

2. Sang Maestro - Renan Silva Selain dijuluki Maestro, pemain terbaik Liga 1 2019 yakni Renan Silva juga mempunyai selebrasi khas layaknya maestro atau dirigen musik dalam suatu konser. Seusai mencetak gol, Renan selalu melakukan gestur khas maestro musik saat memberi salam seusai membawakan sebuah lagu atau mempersembahkan suatu karya. Gestur khas maestro musik dilakukan Renan sebagai bentuk ucapan terima kasih, dan persembahan atas gol yang ia cetak. Renan membantu Persija Jakarta menjuarai Liga 1 2018, menjadi pemain terbaik musim lalu ketika berkostum Borneo FC, dan musim ini masih tampil menjanjikan bersama Bhayangkara FC.


Video OneFootball


3. Connor McGregor - Marko Simic Topskorer Liga 1 2019, Marko Simic, memiliki gaya unik seusai membobol gawang lawan. Dalam beberapa kesempatan, Simic kerap bergaya bak petarung bebas, Connor McGregor, saat berlaga di atas panggung Ultimate Fighting Championship. Makna menirukan gaya McGregor disebut Simic sebagai bentuk untuk membungkam kritik yang ditujukan padanya. Kendati diingat sebagai striker tajam dan berbahaya, Simic juga sempat mengalami masa sulit karena hal di luar lapangan, yang kemudian terlupakan karena aksi gemilangnya di depan gawang lawan.

4. Sakit Pinggang - Ezechiel N'Doussael Striker Bhayangkara FC yang pada musim lalu membela Persib, Ezechiel N'Douassel, selalu punya cara unik dalam mengekspresikan diri seusai mencetak gol. Di musim lalu, pemain berjulukan Dinosaurus itu dikenal dengan selebrasi sakit pinggang seusai menggetarkan jala lawan. Usut punya usut, selebrasi sakit pinggang ditunjukan Ezechiel untuk membungkam kritikan yang bersarang padanya. Pasalnya, pada beberapa pekan di musim lalu, Ezechiel sempat dikritik karena dianggap produktivitasnya telah menurun.

5. Rabun - David da Silva Striker Persebaya, David da Silva, punya cara unik untuk menjawab kritikan Bhayangkara FC yang pernah mencoretnya pada awal musim 2018. Lewat selebrasi gol dengan gaya menutup mata, David coba mengekspresikan diri terhadap nada miring yang dialamatkan pada eks Pohang Steelers itu. Pada 2018, David dicoret Bhayangkara FC karena dianggap punya masalah pada matanya dan kemudian setelah itu, David langsung dipinang Persebaya. Penyerang yang kini sudah membukukan 35 gol bersama Bajul Ijo itu selalu bergaya bak orang yang rabun sebagai bukti jika pemain yang punya masalah dengan mata masih bisa tampil produktif dalam urusan mencetak gol.