Stats Perform
·4 April 2022
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·4 April 2022
Palang pintu AS Roma Tammy Abraham merasa senang dirinya menjadi incaran sejumlah klub Liga Primer Inggris, termasuk Chelsea, dan menganggap hal itu sebagai pembuktian atas kemampuannya.
Belakangan ini Abraham dirumorkan kembali ke Chelsea, mengingat klub berbasis di London itu mempunyai opsi buy-back dari 2023 dengan nilai €80 juta. Namun Chelsea harus bersaing dengan duo Manchester yang juga menaruh minat kepada dirinya.
Abraham mengatakan, ia sangat senang dengan pemberitaan sejumlah media massa yang mengaitkan dirinya kembali ke Inggris. Hanya saja, merumput lagi di Liga Primer Inggris tidak dilakukan dalam waktu dekat.
“Ketika saya melihat pemberitaan yang menghubungkan saya dengan klub lain, itu membuat saya merasa baik, itu membuat Anda merasa telah melakukan sesuatu yang benar. Senang rasanya [jika] melihat nama Anda di seluruh surat kabar,” ujar Abraham dinukil laman talkSPORT.
“Tetapi bagi saya ini tentang fokus melakukan urusan saya di sini (Italia). Saya bisa terus terhubung dengan banyak klub, tetapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan?”
“Tentu saja [kembali ke Liga Primer], saya dibesarkan di Inggris, saya seorang London boy. Jadi mungkin suatu hari saya akan kembali ke Liga Premier untuk membuat kebisingan di sana.”
“Tetapi bagi saya, saat ini tentang fokus ke Roma, melakukan yang terbaik yang saya bisa, dan semoga memenangkan trofi yang belum pernah mereka lakukan selama bertahun-tahun.”
Abraham mengungkapkan bagaimana pelatih Jose Mourinho mampu membuat pemain merasa berada di bawah pengaruhnya yang membuat mereka mengeluarkan kemampuan terbaik. Kemampuannya itu yang membuat Abraham menilai Mourinho sebagai pelatih terbaik.
“Ada alasan mengapa saya menyebutnya sebagai manajer terbaik di dunia. Dia tahu bagaimana mengarahkan Anda, dia tahu bagaimana menguasai Anda, dan dia tahu bagaimana membuat Anda merasa seperti pemain yang sangat spesial di waktu-waktu tertentu,” beber Abraham.
“Dia tidak akan pernah memberi tahu Anda, tetapi saya selalu ingin melakukan yang terbaik untuk dia. Dia mendorong saya untuk melakukan yang terbaik. Ketika saya merasa saya sudah cukup melakukan, dia memberi tahu saya bahwa saya harus berbuat lebih banyak.”
Langsung