Rekam Jejak Cassio de Jesus, Mantan Bek Semen Padang dan Barito Putera yang Meninggal karena Anemia Aplastik | OneFootball

Rekam Jejak Cassio de Jesus, Mantan Bek Semen Padang dan Barito Putera yang Meninggal karena Anemia Aplastik | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bola.net

Bola.net

·5 Maret 2025

Rekam Jejak Cassio de Jesus, Mantan Bek Semen Padang dan Barito Putera yang Meninggal karena Anemia Aplastik

Gambar artikel:Rekam Jejak Cassio de Jesus, Mantan Bek Semen Padang dan Barito Putera yang Meninggal karena Anemia Aplastik

Bola.net - Cassio Francisco de Jesus, seorang mantan bek andal yang pernah berkarier di Indonesia, menghembuskan nafas terakhirnya pada 4 Maret 2025, di usia 35 tahun. Meninggalnya disebabkan oleh anemia aplastik, sebuah kondisi serius di mana sumsum tulang gagal memproduksi cukup sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Meskipun telah berjuang melawan penyakit ini, Cassio tidak mendapatkan dukungan medis yang memadai. Terutama saat bermain untuk Royal Thai Navy di Thailand pada 2024.


Video OneFootball


Anemia aplastik merupakan penyakit yang dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti kelelahan, kulit pucat, mudah memar, dan peningkatan risiko perdarahan serta infeksi. Hal ini membuat Cassio harus berjuang keras untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkannya. Setelah kembali ke Brasil, ia melanjutkan perawatan dengan dukungan dari keluarganya yang menggalang dana untuk biaya pengobatan yang sangat mahal.

Cassio dikenal sebagai bek tengah yang andal dan memiliki rekam jejak yang baik di beberapa klub, termasuk Guarani, Concordia, Sao Carlos, Flamengo SP, Semen Padang, dan Barito Putera. Wafatnya meninggalkan duka yang mendalam bagi banyak pihak, baik di Brasil maupun di Indonesia.

Karier Sepak Bola Cassio de Jesus

Sepanjang kariernya, Cassio telah membela beberapa klub di Brasil sebelum akhirnya merambah ke Indonesia. Ia bermain untuk Semen Padang selama satu setengah tahun dari 2016 hingga 2017, di mana ia mencatatkan 43 penampilan dengan enam kartu kuning dan satu kartu merah. Keberadaannya di Semen Padang memperlihatkan kemampuan bertahannya yang solid dan dedikasinya kepada tim.

Setelah itu, Cassio bergabung dengan Barito Putera pada 2019 hingga 2022. Selama masa baktinya di Laskar Antasari, ia tampil dalam 22 pertandingan dan diakui sebagai salah satu bek terbaik yang dimiliki klub tersebut. Banyak penggemar dan rekan setimnya yang mengagumi profesionalisme dan kerja kerasnya di lapangan.

“Kami turut berduka cita atas kehilangan Anda, Cassio de Jesus,” tulis akun Instagram Semen Padang, @semenpadangfc, sebagai ungkapan rasa kehilangan yang mendalam. Sementara itu, Barito Putera juga mengungkapkan belasungkawa melalui akun Instagram mereka, @psbaritoputeraofficial, dengan menyebut Cassio sebagai maestro yang akan selalu dikenang.

2 dari 2 halaman

Perjuangan Melawan Anemia Aplastik

Diagnosa anemia aplastik yang diterima Cassio pada 2024 menjadi titik balik dalam hidupnya. Saat itu, ia tengah berjuang di Liga Thailand bersama Royal Thai Navy. Sayangnya, ia tidak mendapatkan dukungan medis yang cukup dari klub tersebut, sehingga harus menanggung beban utang rumah sakit yang besar. “Utang medisnya di luar Brasil mencapai jumlah yang besar, di luar dari yang telah berhasil kami bayarkan, ditambah biaya tiket pulang ke Brasil,” tulis akun Instagram Cassio, @cassiof89, pada 21 Desember 2024.

Setelah kembali ke Brasil, Cassio berusaha mendapatkan perawatan yang lebih baik. Keluarganya menggalang dana untuk membantu biaya pengobatan yang sangat mahal. Meskipun banyak pihak yang memberikan dukungan, perjuangan melawan penyakit ini tidak mudah dan akhirnya Cassio harus merelakan hidupnya.

“Rest in peace, maestro Cassio de Jesus,” ujar Barito Putera, menandakan betapa besarnya pengaruh dan kontribusi Cassio di dunia sepak bola. Kepergiannya meninggalkan luka yang mendalam bagi banyak orang yang mengenalnya.

Lihat jejak penerbit