Polemik Timnas U-23 Indonesia Berlanjut, Indra Sjafri Pertanyakan Kualitas Thomas Doll dan Bernardo Tavares? | OneFootball

Polemik Timnas U-23 Indonesia Berlanjut, Indra Sjafri Pertanyakan Kualitas Thomas Doll dan Bernardo Tavares? | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bolasport.com

Bolasport.com

·16 Agustus 2023

Polemik Timnas U-23 Indonesia Berlanjut, Indra Sjafri Pertanyakan Kualitas Thomas Doll dan Bernardo Tavares?

Gambar artikel:Polemik Timnas U-23 Indonesia Berlanjut, Indra Sjafri Pertanyakan Kualitas Thomas Doll dan Bernardo Tavares?

BOLASPORT.COM - Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, turut buka suara terkait polemik pemanggilan pemain timnas U-23 Indonesia yang masih berlanjut. Secara tersirat ia terkesan mempertanyakan kualitas pelatih Persija Jakarta Thomas Doll.

Seperti diketahui, pemanggilan pemain timnas U-23 Indonesia ini masih terus menjadi perbincangan meski skuad Garuda Muda telah bertolak ke Thailand.


Video OneFootball


Polemik pemanggilan pemain ke timnas U-23 Indonesia ini terjadi saat pemain Persija Jakarta Rizky Ridho dan pemain PSM Makassar Dzaky Asraf tidak dilepas klub.

Kedua pemain tersebut diyakini ditahan oleh juru taktik Persija yakni Thomas Doll dan pelatih PSM Bernardo Tavares.

Buntut dari klub yang enggan melepas pemain ke skuad Garuda Muda ini, tim pelatih pun memilih untuk memanggil pemain baru.

Sehingga Shin Tae-yong membawa pemain baru untuk mengganti posisi Rizky Ridho dan Dzaky Asraf ke Piala AFF U-23 2023 yang bakal berlangsung di Thailand, 17-26 Agustus mendatang.

Meski para pemain timans U-23 Indonesia telah menjalani persiapan di Thailand untuk tempur di ajang dua tahunan tersebut, tetapi polemik soal pemanggilan pemain ini terus bergulir, bahkan terbaru Indra Sjafri pun turut buka suara.

Indra Sjafri mengatakan bahwa sebenarnya semua pihak di PSSI tahu betul apabila ajang Piala AFF U-23 bukan bagian dari agenda FIFA.

Ditambah lagi pelatih klub juga masih membutuhkan jasa kedua pemain ini karena kompetisi Liga 1 tetap bergulir.

Komentar ini keluar dari mulut Indra Sjafri karena memang beberapa pelatih klub selalu berlindung di bawah alasan Piala AFF U-23 bukan bagian dari agenda FIFA.

Menanggapi hal ini, pelatih berusia 60 tahun tersebut mengaku bahwa pelatih juga tahu itu bukan bagian dari agenda FIFA.

“Jadi begini, saya mengikuti dari awal dan ini kan saban (setiap) ada event, kita PSSI bukan tidak paham bahwa AFF, Asian Game, SEA Games itu bukan agenda FIFA. Paham sekali, tidak usah diajarlah tentara berbaris itu,” ujar Indra Sjafri kepada awak media termasuk BolaSport.com, di Lapangan A, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

“Dan kita juga paham bahwa klub itu adalah tempat pembinaan pemain, sangat paham. Dari Ketua Umum sampai mungkin dari pegawai terendah pun di PSSI paham itu dan sangat paham,” ujarnya.

Justru Indra Sjafri terkesan mempertanyakan kualitas Thomas Doll buntut dari penolakan melepas pemain ke timnas U-23 Indonesia.

Indra Sjafri memang tidak secara terang-terangan menyebut nama Thomas Doll dan Bernardo Tavares.

Namun, yang menjadi fokus penolakan pemain ini lebih menjurus kepada penahanan Rizky Ridho dan Dzaky.

Menurut Indra Sjafri, pelatih klub Liga 1 ini telah meminta pemain sebanyak 30 hingga 35 pemain untuk menghadapi kompetisi musim 2023/2024 ini.

Akan tetapi, untuk melepas satu sampai dua pemain ke timnas U-23 Indonesia saja pelatih sudah pusing.

Sehingga ia mempertanyakan kualitas pelatih tersebut, apakah dari 35 pemain tidak ada planning A dan B.

Sebab PSSI hanya memanggil pemain untuk mengikuti turnamen selama dua pekan dan tidak lebih.

Apalagi, untuk pemanggilan pemain ke timnas U-23 Indonesia ini sudah ada kesepakatan dengan klub Liga 1 hanya boleh dua pemain yang dipanggil.

Namun, saat dipanggil ternyata ada pelatih yang masih menahan dan akhirnya tidak dilepas.

“Tetapi sebagai pelatih apa tujuan klub di bikin memperkuat timnas, sekelasnya pelatih, ya saya tidak usah sebut nama. Dia minta pemain, minimal 30 dan 35 malahan ke owner klub, masak sih tidak ada plan A dan plan B,” kata Indra Sjafri.

“Kami hanya butuh dua minggu turnamen AFF, masak sih tidak bisa suport itu, itu yang pak Ketum sesalkan, ya kami yang di lapangan jadi sulit,” ujarnya.

Lebih lanjut, pelatih asal Sumatera Barat tersebut mengakui bahwa pembinaan memang menjadi fokus sepak bola Indonesia akhir-akhir ini.

Untuk itu, dalam pembinaan ini dia meyakini bahwa apabila pemain langsung menghadapi lawan beda negara pasti kualitasnya akan naik.

Hal itu juga telah terlihat dalam beberapa pemain yang sebelumya tampil di SEA Games 2023.

Beberapa pemain sebelumnya memang tidak dikenal, akan tetapi setelah main di timnas U-22 Indonesia juga langsung melejit.

Pemain tersebut seperti Taufany Muslihuddin dan Haykal Alhafiz yang kualitasnya juga diakui naik.

Indra ingin pelatih klub juga bisa melihat hal seperti ini, bahwa pemain yang tampil di timnas juga kualitasnya bisa naik.

Bahkan nyali pemain juga dinilai lebih bagus lagi.

“Yang kedua, pembinaan adalah fokus kita, mana yang lebih bagus, main antar klub di Indonesia dengan main antar negara yang diperani oleh pemain kita,” tutur Indra.

“Pemain itu kembali ke klub itu naik, siapa yang kenal Taufany, siapa yang kenal Haykal juara di SEA Games dan dia kembali ke klub, welcome pak Nabil Borneo, mereka laku. Kenapa tidak mikir ke situ,” ujarnya.

Lihat jejak penerbit