Piala Afrika: Samakan Sepakbola Dengan Perang, Samuel Eto'o Dikecam | OneFootball

Piala Afrika: Samakan Sepakbola Dengan Perang, Samuel Eto'o Dikecam | OneFootball

Icon: Stats Perform

Stats Perform

·3 Februari 2022

Piala Afrika: Samakan Sepakbola Dengan Perang, Samuel Eto'o Dikecam

Gambar artikel:Piala Afrika: Samakan Sepakbola Dengan Perang, Samuel Eto'o Dikecam

Presiden federasi dan legenda sepakbola Kamerun, Samuel Eto'o, dikecam pelatih timnas Mesir, Carlos Quieroz, karena menyamakan laga semi-final Piala Afrika antara kedua negara sebagai sebuah "perang".

Mohamed Salah cs bakal menghadapi tim tuan rumah, Kamerun, di Stade d'Olembe dalam laga empat besar Piala Afrika 2021, Jumat (4/2) dini hari WIB, dengan pemenangnya sudah dinanti Senegal dan Sadio Mane di partai final.


Video OneFootball


Kamerun mendapatkan tiket semi-final setelah mengentaskan Gambia 2-0 Sabtu (29/1) lalu, tetapi Eto'o justru membikin pernyataan kontroversial.

Apa yang Eto'o katakan?

Setelah Kamerun menang di perempat-final, bekas striker Barcelona, Inter Milan, dan Chelsea itu memasuki ruang ganti Indomitable Lions untuk menyampaikan pidato, di mana ia merujuk laga empat besar melawan Mesir sebagai sebuah "perang" lebih dari sekali.

Video pidato tersebut dibagikan di laman Facebook federasi sepakbola Kamerun (Fecafoot), di mana Eto'o terpilih sebagai presiden mereka Desember lalu.\

Dikecam bos Mesir

Namun komentar itu membuat Queiroz gerah pada sebuah jumpa pers, Rabu (3/2) waktu setempat. Pelatih asal Portugal tersebut berkata Eto'o membuat pesan yang "sangat buruk" karena mensejajarkan sepakbola dengan perang.

"Komentar yang sangat disayangkan, pendekatan yang amat buruk, sebuah pesan yang sangat buruk kepada rakyat Kamerun," ujar Querioz dilansir BBC Sport.

"Mendeklarasikan perang sebelum sebuah laga [menunjukkan bahwa ia] tidak belajar apa pun ketika ia masih bermain sebagai pesepakbola profesional."

"Sepakbola bukan tentang perang. Sepakbola adalah tentang perayaan, tentang kegembiraan, tentang kebahagiaan."

Komentar ini semakin terasa insensitif mengingat tragedi yang terjadi pada babak 16 besar akhir 24 Januari kemarin. Setidaknya enam orang tewas dan puluhan luka-luka dalam kerusuhan maut di Stade d'Olembe, stadion tempat laga semi-final antara Kamerun dan Mesir digelar.

"Ia lupa orang-orang tewas di stadion itu beberapa hari yang lalu," sambung Queiroz.

"Kepada perang yang ditawarkan Eto'o - kami akan menjawabnya dengan sepakbola terbaik, sikap terbaik, kualitas terbaik karena itulah yang masyarakat harapkan dari kami."

"Inilah yang dunia mau - Piala Afrika harus menciptakan kehormatan, martabat - mana boleh jadi perang - yang benar saja."

Pelatih Mesir itu menambahkan bahwa ia berharap pihak federasi sepakbola Afrika menindak Eto'o.

"Akan saya pasrahkan kepada CAF [Konfederasi Sepakbola Afrika] karena komentar seperti ini pantas dikartu merah," imbuhnya.

"Saya meminta kepada Eto'o, yang pernah berkecimpung di sepakbola profesional, untuk membenarkan kata-katanya, karena mana boleh ini menjadi perang."

"Sepakbola adalah soal perayaan, soal kebahagiaan, dan kami mendapatkan kehormatan untuk bergandengan tangan bersama Kamerun dan memproduksi tontonan sepakbola yang fantastis - itulah tugas kami."