Perbedaan Pemain Naturalisasi dan Diaspora di Timnas Indonesia | OneFootball

Perbedaan Pemain Naturalisasi dan Diaspora di Timnas Indonesia | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: sportstars.id

sportstars.id

·4 Juli 2023

Perbedaan Pemain Naturalisasi dan Diaspora di Timnas Indonesia

Gambar artikel:Perbedaan Pemain Naturalisasi dan Diaspora di Timnas Indonesia

JAKARTA - Perbedaan pemain naturalisasi dan diaspora di Timnas Indonesia sudah seharusnya dipahami maknanya oleh para pecinta sepakbola sejati terlebih untuk saat ini.

Kata naturalisasi tentu tidak asing di telinga para pecinta sepak bola Tanah Air. Sejak Timnas Indonesia dilatih Shin Tae-yong pada Januari 2019, kata naturalisasi menjadi kata yang kerap diucapkan oleh banyak orang.


Video OneFootball


Seperti diketahui, mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu memasukkan banyak pemain naturalisasi di dalam skuad Merah Putih yang berlaga di ajang internasional seperti di SEA Games dan Piala AFF.

Marc Klok menjadi nama pemain pertama yang dinaturalisasi di era kepelatihan Shin Tae-yong. Pemain yang kini membela Persib Bandung itu resmi menjadi WNI pada November 2020.

Seiring berjalannya waktu, para pemain naturalisasi menghiasi skuad Timnas Indonesia. Empat pemain yang baru mendapatkan paspor Indonesia adalah Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner dan Rafael Struick.

Pemain naturalisasi ternyata tidak hanya membanjiri skuad senior Timnas Indonesia. Beberapa waktu lalu, pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti juga tertarik merekrut para pemain Indonesia yang berkarier di luar negeri alias diaspora.

Pelatih kelahiran Balikpapan itu tengah mempersiapkan skuadnya untuk berlaga di Piala Dunia U-17 2023 yang dilangsungkan di Indonesia pada 10 November-2 Desember 2023.

Gambar artikel:Perbedaan Pemain Naturalisasi dan Diaspora di Timnas Indonesia

Perbedaan Pemain Naturalisasi dan Diaspora di Timnas Indonesia

Pemain Naturalisasi

Seperti dikutip dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, naturalisasi secara umum dapat diartikan sebagai akuisisi kewarganegaraan dan kebangsaan oleh seseorang yang bukan warga negara atau kebangsaan negara itu ketika dilahirkan.

Jordi Amat, Sandy Walsh, Marc Klok, Ivar Jenner, Shayne Pattynama hingga Rafael Struick merupakan sederet pemain yang mengajukan proses naturalisasi sebab mereka memiliki darah keturunan Indonesia yang dibuktikan dengan dokumen.

Berbeda dari pemain-pemain itu, Cristian Gonzales, Victor Igbonefo, Esteban Vizcarra dan Bio Paulin adalah pemain-pemain naturalisasi meskipun tidak memiliki darah keturunan Indonesia.

Berbeda dengan naturalisasi, diaspora adalah perantau atau orang yang meninggalkan tanah kelahirannya untuk pergi ke negara lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik ketimbang di daerah atau negaranya sendiri.

Adapun pemain diaspora yang dimaksud adalah Saddil Ramdani yang kini berkarier di Liga Super Malaysia bersama Sabah FA dan Asnawi Mangkualam di klub Liga Korea Selatan, Jeonnam Dragons.

Berbeda dengan dua pemain itu, Elkan Baggott merupakan salah satu pemain Indonesia yang tidak memerlukan proses naturalisasi. Sebab bek yang kini bermain di Ipswich U-21 telah memiliki kewarganegaraan Indonesia saat berusia 17 tahun.

Setelah ditelusuri, tidak hanya membela Timnas Indonesia, Baggot juga memiliki peluang untuk bermain di Timnas Inggris dan Thailand. Lantaran pemain kelahiran Bangkok itu lahir di Thailand dan mendapatkan darah Inggris dari sang ayah.

Hal serupa juga terjadi pada kasus Irfan Bachdim. Banyak yang salah kaprah jika pemain berusia 34 tahun itu merupakan pemain naturalisasi. Namun pernyataan tersebut tidak terbukti benar.

Perlu diketahui, Irfan resmi menjadi WNI kala dirinya berusia 17 tahun. Menurut transfermarkt, pemain yang bersinar bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 itu juga memiliki satu kewarganegaraan lain yakni Belanda.

Demikian ulasan mengenai perbedaan pemain naturalisasi dan diaspora di Timnas Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para pembaca setia Sportstars.id dimanapun berada.

Lihat jejak penerbit