Peluang Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026: Setelah Kalah dari China, Berapa Poin yang Perlu Dikumpulkan? | OneFootball

Peluang Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026: Setelah Kalah dari China, Berapa Poin yang Perlu Dikumpulkan? | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bola.net

Bola.net

·16 Oktober 2024

Peluang Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026: Setelah Kalah dari China, Berapa Poin yang Perlu Dikumpulkan?

Gambar artikel:Peluang Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026: Setelah Kalah dari China, Berapa Poin yang Perlu Dikumpulkan?

Bola.net - Setelah kekalahan 1-2 dari China, posisi Timnas Indonesia di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia semakin terjepit. Saat ini, Indonesia berada di peringkat kelima grup dengan tiga poin dari empat pertandingan, unggul head-to-head dari China yang berada di posisi keenam.

Grup C sangat kompetitif, Jepang memimpin klasemen dengan 10 poin, diikuti Australia, Arab Saudi, dan Bahrain yang masing-masing mengumpulkan lima poin. Dengan sisa laga melawan tim-tim kuat seperti Jepang dan Australia, peluang Indonesia untuk lolos semakin tipis.


Video OneFootball


Untuk lolos langsung ke Piala Dunia 2026, Indonesia harus finis minimal di posisi dua besar grup agar melaju otomatis ke putaran keempat. Namun, dengan performa yang tidak konsisten dan sisa lawan yang berat, seperti Jepang dan Australia yang masih belum dikalahkan, tugas ini menjadi sangat sulit.

Indonesia tidak hanya harus memenangkan setidaknya tiga laga sisa, tapi juga berharap tim-tim di atas mereka kehilangan poin. Terlebih, margin gol akan menjadi penentu penting, mengingat Indonesia saat ini memiliki selisih gol -1, yang jauh di belakang Jepang (+14).

Jika gagal finis di posisi dua besar, Indonesia masih bisa mengejar tiket lolos ke putaran keempat, tetapi peluang ini pun sangat bergantung pada performa tim di pertandingan-pertandingan berikutnya, serta keberuntungan dalam perhitungan hasil tim lain.

Dengan tantangan berat menanti di laga-laga berikutnya, mari kita tinjau peluang realistis Indonesia untuk tetap bersaing.

Lihat jejak penerbit