Para Pemain Terbaik di 7 Piala Dunia Terakhir, Bagaimana Nasib Mereka Sekarang? | OneFootball

Para Pemain Terbaik di 7 Piala Dunia Terakhir, Bagaimana Nasib Mereka Sekarang? | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bola.net

Bola.net

·16 November 2022

Para Pemain Terbaik di 7 Piala Dunia Terakhir, Bagaimana Nasib Mereka Sekarang?

Gambar artikel:Para Pemain Terbaik di 7 Piala Dunia Terakhir, Bagaimana Nasib Mereka Sekarang?

Bola.net - Turnamen Piala Dunia selalu melahirkan pemain terbaik di setiap edisi. Namun, penghargaan resmi Golden Ball baru diperkenalkan sejak edisi 1982 silam.

Dalam tiga edisi perdana sejak diperkenalkan, penghargaan Bola Emas ini berturut-turut diraih oleh Paolo Rossi, Diego Maradona, dan Salvatore Schilaci.


Video OneFootball


Menariknya, FIFA tak selalu memilih pemenang penghargaan pemain terbaik dari tim juara. Bahkan, trofi ini lebih sering dimenangkan oleh pemain yang timnya gagal mengangkat trofi di akhir turnamen.

Dalam tujuh edisi terakhir, sederet nama besar tercatat sukses menyabet gelar Pemain Terbaik Piala Dunia. Siapa saja mereka dan bagaimana nasibnya kini? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

1 dari 15 halaman

Piala Dunia 1994: Romario

Aksi Romario bersama Timnas Brasil di Piala Dunia 1994 (c) FIFA

Romario terpilih menjadi pemenang Golden Ball di Piala Dunia 1994. Romario menjadi andalan lini depan Brasil dan sukses membawa negaranya menjadi juara.

Sepanjang turnamen yang digelar di Amerika Serikat ini, Romario sukses mencetak lima gol, masing-masing satu gol di tiga laga penyisihan grup, satu di perempat final, dan satu gol lainnya di semifinal.

Romario didapuk sebagai pemain terbaik turnamen, mengalahkan Roberto Baggio yang meraih Silver Ball serta Hristo Stoichkov yang mendapat Bronze Ball.

2 dari 15 halaman

Senjakala Karier dan Banting Setir ke Politik

Romario (c) PA

Sepanjang kariernya, Romario tercatat hanya membela tiga klub Eropa, yakni PSV, Barcelona, dan Valencia. Ia lebih banyak berkarier di liga lokal Brasil.

Di akhir kariernya, Romario sempat berkelana ke Qatar, Amerika Serikat, hingga Australia. Romario akhirnya memutuskan pensiun pada 2009 silam.

Setahun berselang, Romario banting setir ke dunia politik. Kini ia menjabat sebagai senator Rio de Janeiro dan Wakil Presiden Kedua di Senat Federal.

3 dari 15 halaman

Piala Dunia 1998: Ronaldo

Ronaldo di Piala Dunia 1998 (c) AFP

Gelar Pemain Terbaik di Piala Dunia 1998 kembali diraih pemain Brasil, yakni Ronaldo. Penampilan Ronaldo di edisi tersebut memang terbilang fenomenal.

Ronaldo tercatat mencetak empat gol dan tiga assist untuk membantu Brasil melaju hingga partai final. Ronaldo juga mencetak gol saat adu penalti di laga semifinal versus Belanda.

Sayang, semua menjadi antiklimaks di final. Ronaldo awalnya sempat tak masuk starting line up karena tidak fit. Namun, pada akhirnya ia dimasukkan ke susunan pemain Brasil.

Benar saja, performa Ronaldo benar-benar jauh dari kata maksimal. Brasil pun harus menyerah dari tuan rumah Prancis dengan skor telak 0-3.

Terlepas dari final antiklimaks tersebut, FIFA tetap memilih Ronaldo sebagai pemain terbaik turnamen mengalahkan Davor Suker dan Lilian Thuram.

4 dari 15 halaman

Jadi Presiden Klub

Ronaldo jadi pemilik 51 persen saham Real Valadollid (c) Real Valadollid

Setelah pensiun sebagai pemain pada 2011 silam, Ronaldo sempat bekerja sebagai duta untuk banyak acara dan badan, mulai dari Piala Dunia 2014 hingga UNDP PBB.

Pada September 2018 lalu, Ronaldo resmi menjadi pemilik saham mayoritas dari klub La Liga, Real Valladolid usai membeli 51 persen saham senilai 30 juta euro.

Desember 2021 lalu, Ronaldo membeli saham mayoritas dari klub masa kecilnya, Cruzeiro. Ronaldo berinvestasi senilai 70 juta US Dolar ke Cruzeiro.

5 dari 15 halaman

Piala Dunia 2002: Oliver Kahn

Duel Ronaldo dan Oliver Kahn di final Piala Dunia 2002 (c) FIFA

Oliver Kahn terpilih menjadi Pemain Terbaik Piala Dunia 2002. Kahn pun menjadi penjaga gawang pertama yang sukses meraih trofi Golden Ball dalam sejarah Piala Dunia.

Kahn sukses membawa Jerman melaju hingga ke partai final, sayang kalah dari Brasil. Sepanjang turnamen, gawangnya hanya kebobolan tiga gol, masing-masing satu gol di penyisihan grup dan dua gol di final.

Kahn sukses mengalahkan dua pesaingnya, yakni Ronaldo yang meraih Silver Ball serta Hong Myung-bo yang menyabet Bronze Ball.

6 dari 15 halaman

Aktif di Bayern Munchen

CEO Bayern Munchen, Oliver Kahn. (c) AP Photo

Kahn membela Bayern Munchen dari 1994 hingga ketika ia pensiun pada 2008 silam. Setelah pensiun, Kahn bekerja di media sebagai analis dan komentator.

Kahn sempat menamatkan kursus sebagai pelatih dan mendapat lisensi, akan tetapi ia enggan berkarier di dunia kepelatihan.

Sejak 1 Januari 2020 lalu, Kahn aktif menjabat sebagai salah satu dewan eksekutif di Bayern Munchen. Posisnya naik menjadi CEO sejak 1 Juli 2021 lalu.

7 dari 15 halaman

Momen Zinedine Zidane mendapatkan kartu merah di final Piala Dunia 2006 (c) FIFA

Membicarakan Piala Dunia 2006 tak bisa lepas dari nama Zinedine Zidane. Pemain berkepala plontos tersebut menjadi salah satu kunci utama kesuksesan Prancis melaju hingga final.

Zidane mencetak gol dan menyumbang assist dalam laga 16 besar, mencetak assist di perempat final, serta menciptakan gol dari penalti di semifinal dan final.

Partai final melawan Italia menjadi laga terakhir Zidane sebagai pesepakbola profesional. Sayang, akhir kariernya menjadi antiklimaks gara-gara insiden sensasional.

Di babak extra time, Zidane tiba-tiba menghampiri bek Italia, Marco Materazzi dan menanduk dada sang lawan. Akibat ulahnya, Zidane pun diganjar kartu merah. Prancis akhirnya kalah di babak adu penalti.

Terlepas dari aksi kontroversialnya tersebut, FIFA tetap memilih Zidane sebagai pemain terbaik turnamen, mengungguli Fabio Cannavaro dan Andrea Pirlo.

8 dari 15 halaman

Zinedine Zidane saat menjadi pelatih Real Madrid (c) AP Photo

Karier gemilang Zidane sebagai pemain berlanjut saat ia memasuki dunia kepelatihan. Zidane mengawalinya dengan menjadi direktur olahraga Real Madrid dan kemudian berlanjut ke asisten pelatih.

Zidane pun kemudian ditunjuk menjadi pelatih Real Madrid pada 2016 silam. Ia langsung membawa tim asuhannya menjuarai Liga Champions.

Bahkan, Zidane sukses mempersembahkan trofi Liga Champions kepada Real Madrid dalam tiga musim beruntun. Ia pun menjadi salah satu pelatih tersukses dalam sejarah.

9 dari 15 halaman

Piala Dunia 2010: Diego Forlan

Aksi Diego Forlan di Piala Dunia 2010 (c) AP Photo

Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan menjadi panggung spesial bagi Diego Forlan. Striker Uruguay itu begitu cocok dengan bola resmi Jabulani, di saat banyak pemain yang tak menyukainya.

Forlan tercatat mencetak lima gol di sepanjang turnamen. Menariknya, lima gol ini dicetak lewat cara yang spektakuler. Forlan pun keluar sebagai top skorer bersama dengan Thomas Muller.

Berkat performa luar biasa yang ia tunjukkan, Uruguay sukses melaju hingga semifinal sebelum kalah dari Belanda. Uruguay menjadi pemenang laga perebutan tempat ketiga melawan Jerman.

FIFA memilih Forlan sebagai pemain terbaik turnamen, mengalahkan Wesley Sneijder dan David Villa.

10 dari 15 halaman

Tekuni Dunia Kepelatihan

Diego Forlan (c) AFP

Forlan memutuskan pensiun sebagai pemain profesional pada Agustus 2019 lalu. Klub terakhirnya adalah tim asal Hong Kong, Kitchee.

Setelah gantung sepatu, Forlan mencoba menekuni dunia kepelatihan. Pada Desember 2019, ia ditunjuk menjadi pelatih Penarol. Namun, ia dipecat pada September 2020.

Kemudian, pada Maret 2021 Forlan mendapat pekerjaan sebagai pelatih klub kompetisi kasta kedua Uruguay, Atenas de San Carlos. Namun, ia hanya bertahan sampai September 2021 ketika ia dipecat.

11 dari 15 halaman

Piala Dunia 2014: Lionel Messi

Aksi Lionel Messi di Piala Dunia 2014 (c) FIFA

Meski sempat diragukan, Lionel Messi nyatanya mengawali kiprahnya di Piala Dunia 2014 dengan luar biasa. La Pulga menyabet gelar Man of the Match dalam tiga laga fase grup dan laga 16 besar.

Meski langkah Argentina terbilang sempoyongan, tetapi pada akhirnya mereka sukses melaju hingga parta final untuk menantang Jerman. Sayang, Argentina tunduk 0-1 di laga puncak.

Meski gagal mempersembahkan trofi juara bagi Argentina, Messi tetap ditahbiskan sebagai pemain terbaik turnamen mengungguli Thomas Muller dan Arjen Robben.

12 dari 15 halaman

Masih Jadi Salah Satu yang Terhebat

Kapten Argentina, Lionel Messi (c) AP Photo

Pasca kegagalan di final Piala Dunia, Messi punya beberapa kesempatan untuk memenangkan gelar bersama Argentina. Ketika itu, Argentina berhasil dibawanya melaju ke final Copa America dua kali beruntung pada edisi 2015 dan 2016.

Sayangnya di dua partai final yang sama-sama bertemu Cile tersebut, Argentina kalah di adu penalti. Tiga kali kesempatan membawa piala ke negara tercintanya gagal tercipta. Messi pun sempat pensiun sebelum kembali pada 2018 lalu.

Kini Messi masih menjadi salah satu pemain terbaik di dunia. Bedanya, ia tak lagi memperkuat Barcelona. Sejak 2021 lalu, Messi memilih pindah ke PSG.

Di usianya yang kini 35 tahun, Messi berambisi membawa Argentina berjaya di Piala Dunia 2022 Qatar, sekaligus menyudahi rasa penasaran dirinya selama ini.

13 dari 15 halaman

Piala Dunia 2018: Luka Modric

Selebrasi pemain Kroasia, Luka Modric setelah mencetak gol ke gawang Argentina di Piala Dunia 2018 (c) AP Photo

Luka Modric yang memegang ban kapten selalu diturunkan Kroasia di setiap pertandingan. Dari 736 pemain yang ada di Piala Dunia Rusia, Modric memiliki menit bermain terbanyak yaitu 694 menit dari tujuh pertandingan.

Di turnamen ini Modric juga mencetak dua gol serta satu assist dan memiliki persentase penguasaan bola sebanyak 87 persen. Dalam tujuh laga yang ia mainkan, Modric tiga kali meraih predikat man of the match.

Modric berperan besar mengantar Kroasia mencapai final pertama mereka dalam sejarah. Sayang, di final Modric cs harus mengakui keunggulan Prancis 2-4.

Atas peran luar biasa yang ia tunjukkan selama turnamen, Modric pun diganjar penghargaan Golden Ball, mengungguli Eden Hazard dan Antoine Griezmann.

14 dari 15 halaman

Masih Jadi Tulang Punggung Real Madrid dan Kroasia

Selebrasi Luka Modric dalam laga Real Madrid vs Celtic, Kamis (3/11/2022) (c) AP Photo

Di usianya yang kini sudah 37 tahun, Modric saat ini masih menjadi tulang punggung lini tengah Real Madrid. Musim lalu ia sukses mengantar timnya meraih gelar juara La Liga dan Liga Champions.

Pun demikian dengan di tim Kroasia, peran Modric masih tak tergantikan. Modric akan memimpin negaranya untuk bertarung di Piala Dunia 2022.

Menarik dinanti bagaimana kiprah Modric bersama Kroasia di Qatar kali ini, apakah mereka mampu mengulangi prestasi 2018 lalu atau justru hanya sekadar menjadi penggembira saja.

Lihat jejak penerbit