Stats Perform
·29 Mei 2022
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·29 Mei 2022
Nottingham Forest mengakhiri penantian selama dua dekade lebih untuk kembali ke kasta tertinggi sepakbola Inggris setelah mengalahkan Huddersfield Town di final play-off Championship yang dramatis di Wembley untuk memastikan tempat mereka di Liga Primer Inggris musim 2022/23.
Pasukan Steve Cooper menaklukkan Huddersfield untuk memutus absensi selama 23 tahun dari penampilan di level teratas dengan gol bunuh diri pemain pinjaman asal Chelsea, Levi Colwill di Wembley, Minggu (29/5) malam WIB, menjadi penentu hasil akhir.
Namun Forest membutuhkan keberuntungan mereka untuk menutup laga dengan kemenangan, setelah klaim dua penalti yang diajukan oleh Huddersfield di babak kedua dimentahkan oleh wasit, sementara kiper Brice Samba dipaksa keluar lapangan karena cedera di akhir pertandingan.
Keberuntungan warnai kisah dongeng Forest
Setelah hanya meraih satu poin dari tujuh pertandingan pertama mereka di bawah arahan manajer Chris Hughton, wacana untuk promosi kembali ke Liga Primer yang telah lama dinantikan sejak pergantian milenium dirasa mustahil oleh fans Forest.
Namun di bawah pimpinan manajer baru, Cooper, mereka melakukan perubahan haluan yang luar biasa hingga pada akhirnya mampu finis di posisi keempat klasemen akhir Championship 2021/22.
Kebangkitan itu sekarang menjadi sempurna karena Forest, yang pernah menjadi penguasa Eropa dengan raihan dua trofi Piala Eropa dan juga sempat mendominasi sepakbola Inggris, sekarang mewujudkan mimpi untuk kembali ke kasta tertinggi.
Prestasi Forest di masa lampau
Forest merupakan salah satu klub Inggris tersukses dalam periodenya di masa lampau. Mereka pernah menjadi juara Divisi Satu - kompetisi tertinggi sebelum era Liga Primer - yakni pada 1977/78, selain juga memenangkan Piala FA pada 1897/98, 1958/59 serta Piala Liga pada 1977/78, 1978/79, 1988/89, 1989/90.
Tak cuma di domestik, mereka juga berjaya dengan menaklukkan Eropa dua musim secara beruntun pada 1978/79 dan 1979/80, di bawah pimpian manajer legendaris Brian Clough saat itu mereka merajai Piala Eropa.