Stats Perform
·9 April 2019
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·9 April 2019
Mantan gelandang tim nasional Ghana dan Persib Bandung mengungkapkan perbedaan kualitas sepakbola Indonesia dengan Eropa pada umumnya.
Bagi eks andalan Chelsea yang kini berusia 36 tahun tersebut, sepakbola Indonesia masih memiliki perjalanan panjang untuk bisa mencapai level yang sudah ada di Eropa saat ini.
Essien menyampaikan jurang perbedaan yang ada berdasarkan pengalaman bermain lintas negara yang pernah dijalaninya. Ia pernah merumput di sejumlah klub top Eropa, mulai dari Olympique Lyon, Chelsea, Real Madrid, AC Milan hingga Panathinaikos sebelum menjajal Liga 1 sebagai marquee player bersama Persib pada 2017 lalu.
"Mereka semua berbeda dalam banyak hal, mulai dari gaya permainan, fasilitas tim, hingga organisasi kompetisi secara keseluruhan. Juga bentuk dukungan dan juga kualitas tim-tim yang ada," ungkap Essien secara eksklusif kepada Goal.
"Prancis, Inggris Spanyol dan Italia tidak bisa dibandingkan dengan Ghana, Yunani dan Indonesia. Yang [disebut] paling terakhir masih punya jalan panjang untuk bisa mengejar yang lainnya."
Essien memutuskan untuk melanjutkan karier di klub Azerbaijan, Sabail FK setelah meninggalkan Persib tahun lalu. Ia tertarik berkiprah di sana karena klub kasta tertinggi Azerbaijan itu juga menawarkan pengalaman dalam dunia kepelatihan.
"Ketika saya dikenalkan dengan manajemen klub pada acara UEFA, saya terkesan dengan apa yang coba mereka capai dan fakta saya bisa bermain sekaligus melatih menjadi faktor utama ketertarikan saya," ujarnya.
"Saya sudah menuntaskan lisensi kepelatihan UEFA B dan akan segera meningkatkannya, jadi bisa bermain dan melatih tim junior untuk membantu Sabail mencapai target mereka mendorong saya untuk menerima tawaran."