Bola.net
·16 September 2022
Mengenang Magis Romario, Pemain Terbaik di Piala Dunia 1994

In partnership with
Yahoo sportsBola.net
·16 September 2022
Bola.net - Brasil berhasil meraih gelar juara di Piala Dunia 1994. Keberhasilan Selecao di Amerika Serikat ini tidak terlepas dari magis seorang Romario.
Setelah mampu tampil gemilang bersama PSV Eindhoven dengan mengantarkan juara tiga kali Liga Belanda dan tampil menggila bersama Barcelona, legenda sepak bola Brasil, Romario, menjelma menjadi salah satu penyerang paling berbahaya di Eropa.
Berbekal dengan catatan mentereng itu, ia dipanggil oleh Carlos Alberto Parreira untuk bergabung ke skuat Brasil di Piala Dunia 1994. Publik Selecao pun, begitu berharap banyak pada pemain kelahiran 29 Januari 1966 ini untuk membawa Brasil berjaya di ajang tersebut.
Karena, pada saat itu Brasil telah paceklik gelar Piala Dunia selam 24 tahun. Beruntungnya, perjalanan Brasil di gelaran Piala Dunia 1994 begitu mulus hingga sanggup melaju di babak final bertemu Italia.
Hasilnya? Brasil keluar juara lewat adu tendangan penalti, dengan Romario sebagai penendang algojo terakhir yang sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Romario juga menyabet gelar top skor di Piala Dunia 1994 kala itu dengan torehan lima gol.
1 dari 3 halaman
Berkat kontribusinya selama di gelaran Piala Dunia 1994, Romario pun ditahbiskan sebagai pemain terbaik turnamen yang diselenggaran di Amerika Serikat itu. Ia berhasil mengungguli nama-nama seperti Hristo Stoichkov dari Bulgaria dan maestro asal Italia, Roberto Baggio.
Uniknya, Romario menjadi satu-satunya pemain yang mampu menggabungkan gelar pemain terbaik turnamen dan juga gelar juara dunia.
2 dari 3 halaman
Pelatih Brasil, Carlos Alberto Parreira sempat tak memanggil Romario dari babak kualifikasi Piala Dunia lantaran kesal karena ucapannya. Perkataan Romario membuat kesal Parreira usai Brasil melawan Jerman pada akhir tahun 1992.
Dalam laga itu, Romario dicadangkan. Padahal dia datang dengan prestasi mengkilap bersama PSV Eindhoven. Romario pun mengatakan, jika tahu akan dicadangkan, dirinya tak akan terbang dari Belanda.
Parreira tak memanggil Romario dari tahun 1992. Namun, partai kualifikasi Piala Dunia, melawan Uruguay menjadi momentum. Parreira akhirnya memanggil Romario lantaran Brasil butuh menang.
3 dari 3 halaman
Romario pernah melontarkan ucapan tak mengenakkan kepada legenda Brasil Pele, dengan mengutarakan "cacat mental". Aksinya itu menimbulkan kejadian tak diduga yakni ayahnya Edevair di culik dari sebuah bar kota di distrik Penha provinsi Santa Catarina oleh para mafia yang tergila-gila pada Pele.
Mereka mengancam Romario untuk meminta maaf dan menebus sang ayah dengan dana fantastis 7 juta dollar. Romario yang kala itu membela Barcelona bahkan rela pulang ke Brasil demi mencari sang ayah.
Namun saat digrebek, sang ayah ternyata sedang asyik menikmati bir, steak dan rokok sambil berleha-leha diatas matras. Tak lupa sang ayah sedang asyik menyaksikan anaknya bertarung dalam El Classico lewat televisi yang disediakan si penculik.
Langsung