Bola.net
·19 November 2024
In partnership with
Yahoo sportsBola.net
·19 November 2024
Bola.net - Ruben Amorim akan menjalani debutnya sebagai pelatih kepala Manchester United akhir pekan ini dalam laga melawan Ipswich Town. Pelatih asal Portugal ini menggantikan Ruud van Nistelrooy, yang sebelumnya menjadi pelatih interim setelah pemecatan Erik ten Hag.
Amorim, yang dikenal sebagai salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa, tiba di Old Trafford dengan reputasi cemerlang setelah membawa Sporting Lisbon meraih dua gelar liga dalam empat tahun terakhir.
Ia dikabarkan sempat menarik perhatian klub-klub besar seperti Liverpool, Barcelona, Bayern Munich, hingga Juventus, sebelum akhirnya memilih untuk menerima tantangan di Manchester United.
Amorim memiliki filosofi permainan yang jelas dengan preferensi pada formasi 3-4-3, mengedepankan penguasaan bola, pressing tinggi, dan struktur pertahanan yang solid.
Dalam skema ini, timnya biasanya menyerang dengan pola 3-2-5 dan bertahan dengan formasi 5-2-3, sebuah pendekatan yang sangat berbeda dari sistem 4-2-3-1 yang sering digunakan United di bawah Ten Hag.
Ciri khas taktik Amorim adalah peran penting wing-back yang menyerang di semua lini. Dua gelandang bertahan biasanya digunakan untuk memberikan perlindungan bagi wing-back yang bermain lebih tinggi dan melebar, membentuk pola 3-4-2-1 ketika menyerang.
Sistem ini memungkinkan dua gelandang serang untuk mengeksploitasi ruang di belakang striker tunggal sambil tetap menjaga lebar permainan untuk merusak pertahanan lawan.
2 dari 4 halaman
Pemain Manchester United merayakan gol ke gawang Leicester City di Premier League 2024/2025, Minggu (10/11/2024). (c) AP Photo/Jon Super
Keputusan Amorim untuk menggunakan formasi tiga bek pertama kali diterapkan saat melatih Casa Pia dalam pertandingan ketiganya sebagai manajer.
Langkah ini langsung membawa hasil positif dan menjadi sistem favoritnya hingga kini, baik saat melatih Braga maupun Sporting Lisbon.
Selain fleksibel dalam menyerang dan bertahan, Amorim juga dikenal sebagai pelatih pragmatis yang bisa beradaptasi dengan kondisi permainan.
Timnya mampu bertahan dalam low block yang kompak ketika menghadapi tekanan besar, namun tak ragu melakukan pressing agresif saat kehilangan bola.