Mau Dibuang Liverpool, Jordan Henderson Nangis Dan Hancur | OneFootball

Mau Dibuang Liverpool, Jordan Henderson Nangis Dan Hancur | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Stats Perform

Stats Perform

·9 Maret 2022

Mau Dibuang Liverpool, Jordan Henderson Nangis Dan Hancur

Gambar artikel:Mau Dibuang Liverpool, Jordan Henderson Nangis Dan Hancur

Kapten Liverpool Jordan Henderson mengaku dirinya menangis setelah hendak dijual oleh The Reds pada awal musim 2012/13.

Henderson didatangkan Kenny Dalglish dari Sunderland pada musim panas 2011 dengan biaya £20 juta, namun kesulitan menunjukkan penampilan terbaik di saat Liverpool finis kedelapan.


Video OneFootball


Begitu Brendan Rodgers tiba di Anfield pada 2012 dan mulai melakukan pembeliannya sendiri, Henderson langsung dirumorkan bakal dilepas ke Fulham.

Namun pada akhirnya dia diberi opsi untuk mempertahankan posisinya, dan tahun lalu baru saja merayakan satu dekade masa baktinya di Liverpool.

Gelandang 31 tahun itu berterima kasih kepada Rodgers karena memberinya motivasi dan pendidikan untuk menyelamatkan kariernya bersama The Reds, di mana kini ia mengapteni mereka ketika menjuarai Liga Champions Eropa 2018/19 dan Liga Primer Inggris 2019/20.

Kenangan pahit Henderson

"Saya masih mengingatnya seperti hari kemarin," kata Henderson kepada Rio Ferdinand di BT Sport.

"Waktu itu sebelum melawan Hearts di Anfield. Saya mengobrol dengan Brendan di hotel di hari pertandingan, dan perlu dikatakan bahwa Brendan memberi saya pilihan. Pihak klub yang ingin melego saya."

"Brendan bilang: 'Dengar, ini terserah pada Anda, Anda tidak akan menjadi starter sebanyak yang Anda mau tapi saya akan membantu Anda meningkatkan apa yang perlu Anda tingkatkan. Anda masih muda, dan mungkin jika mencapainya Anda bisa mendapatkan lebih banyak menit bermain seiring berjalannya waktu'."

"Mendengar itu, saya kembali ke kamar, menangis sedikit, dan benar-benar hancur, tetapi sejak saat itu saya terus berusaha... Pergi bukan opsi buat saya, karena waktu itu saya belum berada di Liverpool untuk waktu yang lama, dan saya bekerja super keras demi bisa ke Liverpool."

Berhasil bangkit

Diberi kesempatan kedua, Henderson menuruti kata Rodgers dengan sepenuh hati dan berjuang keras untuk menjadi pemain yang lebih baik.

Musim itu ia memang cuma menjadi starter sebanyak 16 kali di Liga Primer, tetapi berperan lebih signifikan di musim berikutnya ketika Liverpool nyaris menjuarai liga.

"Saya langsung menjawab: 'Dengar, saya tidak akan ke mana-mana, saya akan mengerahkan segala yang saya bisa demi masuk ke tim Anda dan saya akan membuktikan bahwa orang-orang itu salah'," sambung Henderson.

"Sejak saat itu, setiap hari saya memberikan segalanya di gym, di tempat latihan. Fokus ke diri saya sendiri, bagaimana caranya biar bisa meningkatkan permainan, bisa semakin bagus."

"Brendan banyak membantu kami secara taktis [dan] saya benar-benar merasa waktu itu saya meningkat drastis secara taktik - saya gelandang box-to-box yang bagus, dengan fisik matang dan teknik yang lumayan, tetapi tak banyak diajari soal taktik, terutama soal apa yang Brendan inginkan."

"Ia mengajak saya ke kantornya dan menunjukkan... di mana ia ingin kami berada dengan dan tanpa bola. Saya merasa itu sangat membantu, membantu saya memahami sepakbola lebih mendalam, dan sejak saat itu saya semakin pede seiring berjalannya waktu."