Stats Perform
·21 April 2022
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·21 April 2022
Massimiliano Allegri menanggapi desakan beberapa suporter Juventus yang menginginkannya untuk mundur sebagai pelatih.
Tekanan di pundak pelatih berusia 54 tahun itu memuncak setelah Bianconeri tersingkir dari babak 16 besar Liga Champions musim ini oleh Villarreal.
Dan suara agar Allegri dipecat kian berkumandang setelah Juventus tampil jauh dari kata memuaskan ketika gagal mengalahkan sembilan pemain Bologna di Serie A pada akhir pekan lalu, dengan hasil akhir pertandingan imbang 1-1.
Apa kata Allegri?
Namun, Allegri kian percaya diri bakal terus bertahan sebagai nahkoda Juventus setelah membawa pasukannya melaju ke final Coppa Italia usai mengalahkan Fiorentina 2-0 di Allianz Stadium, Kamis (21/4) dini hari WIB.
Juventus lolos ke partai puncak dengan agregat kemenangan 3-0 dan akan berjumpa dengan rival abadi, Inter Milan.
Ditanya apakah akan mempertimbangkan mundur setelah menerima tekanan publik, Allegri menjawab seperti dilansir Mediaset: "Tiga tahun lagi kali! Karena itu Juventus harus selalu bersaing untuk juara."
"Hal yang paling mengecewakan saya adalah kalah head-to-head dengan Inter, karena itulah hasil yang menentukan liga musim ini."
Soal desakan mundur yang muncul dari Lapo Elkann, pewaris sekaligus sepupu presiden Juve, Andrea Agnelli, Allegri menambahkan: "Lagipula ini lucu. Lapo adalah salah satu fans top Juventus, wajar saja ketika kami tidak menang, kita kecewa."
"Menyisakan lima pertandingan dan tidak berada dalam persaingan memperebutkan Scudetto jelas saya pun jengkel. Itu bisa menjadi motivasi untuk musim depan, kami bisa belajar dari pengalaman itu dan juga menyadari bahwa dalam sepakbola dan kehidupan Anda tidak bisa selalu menang."
Kontrak plus gaji mahal Allegri
Allegri kembali untuk menjalani periode kedua sebagai pelatih Juventus pada musim panas 2021 lalu, kala itu ia menyepakati kontrak berdurasi empat tahun yang membuatnya bisa berada di Turin hingga 2025.
Kembalinya Allegri juga menjadikannya sebagai salah satu pelatih dengan gaji termahal, dilaporkan ia menerima €9 juta per tahunnya.
Hanya saja, desakan untuk mundur muncul setelah Juventus dianggap memiliki pencapaian buruk sepanjang musim 2021/22 ini. Target Scudetto Serie A lepas dan hanya berkutat di zona empat besar, sementara di Liga Champions juga berakhir dengan kekecewaan dini.