Bola.net
·16 Desember 2024
In partnership with
Yahoo sportsBola.net
·16 Desember 2024
Bola.net - Manchester City mengalami penurunan performa yang mengejutkan musim ini, dan bahkan Josep Guardiola mengakui bahwa pembaruan besar-besaran dalam skuad mungkin baru akan dilakukan pada musim panas mendatang.
Man City memang tengah terjebak dalam momentum negatif beberapa pekan terakhir. Guardiola belum juga menemukan solusi untuk mendorong timnya bangkit kembali.
Kekalahan dari Manchester United dan Juventus dalam waktu berdekatan semakin mempertegas betapa mendesaknya perubahan ini.
Selama bertahun-tahun, Manchester City tampil dengan dominasi yang membuat lawan sering merasa kalah sebelum pertandingan dimulai.
Namun, musim ini aura tersebut telah memudar. Dengan hanya meraih hasil yang tidak konsisten, City kini tertinggal sembilan poin dari Liverpool di puncak klasemen Premier League, bahkan setelah memainkan satu pertandingan lebih banyak.
Tidak hanya itu, harapan untuk mempertahankan gelar Liga Champions juga terguncang setelah kekalahan dari Juventus. Guardiola menyebut bahwa City harus "bertahan" musim ini, sebuah pernyataan yang menggarisbawahi krisis dalam tim yang dulunya begitu mendominasi.
City kini terlihat lebih rentan, dengan para lawan mulai berani memanfaatkan kelemahan mereka hingga peluit akhir, seperti yang dilakukan United di derby Manchester.
Bahkan statistik menunjukkan bahwa Josko Gvardiol, seorang bek, menjadi pencetak gol terbanyak kedua City musim ini setelah Erling Haaland, menyoroti ketergantungan mereka pada sang striker Norwegia.
2 dari 4 halaman
Josep Guardiola ketika bertugas sebagai pelatih Man City pada musim 2024/2025 (c) AP Photo/Armando Franca
Salah satu alasan utama di balik kemunduran City adalah skuad yang dibiarkan menua bersama tanpa pembaruan signifikan. Beberapa pemain tampaknya telah kehilangan dahaga untuk meraih kemenangan, yang dulu menjadi ciri khas tim ini.
Guardiola memang bisa berdalih dengan menyebut cedera yang dialami pemain-pemain kunci seperti Rodri dan John Stones.
Namun, ini tidak cukup untuk menjelaskan penurunan drastis standar permainan mereka. Selain itu, muncul tanda-tanda kelemahan mental dan fisik dalam tim, yang kini kerap dimanfaatkan lawan.