Bolasport.com
·1 Juni 2023
In partnership with
Yahoo sportsBolasport.com
·1 Juni 2023
BOLASPORT.COM - Dari cetak gol setara kiprah Lionel Messi hingga hujan air mata, Paulo Dybala menjalani malam yang mengoyak emosi saat final Liga Europa antara Sevilla vs AS Roma.
Sebelumnya, Paulo Dybala dikonfirmasi hanya bisa tampil 20-30 menit oleh pelatih Jose Mourinho pada final Liga Europa di Puskas Arena, Rabu (31/5/2023).
Penyerang Argentina itu masih bergelut dengan cedera pergelangan kaki yang dialami saat menghadapi Atalanta, April lalu.
Entah itu permainan psikologis Mou untuk bikin lawan meleng ataupun memang kondisinya sudah membaik, Dybala ternyata cukup fit sebagai starter.
Pemain beralias La Joya bukan cuma mampu tampil sejak menit awal.
Ia melepaskan tembakan presisi di antara impitan bek musuh setelah menerima terobosan Gianluca Mancini.
Momen tersebut sangat berarti baginya.
Sebagai penanda comeback sempurna pascacedera, Dybala merayakan gol dengan berlari ke arah staf medis Roma di pinggir lapangan.
Mungkin sebagai tanda terima kasih bagi pemain berusia 29 tahun itu karena telah dibantu pulih tepat waktu.
Gol tersebut memiliki makna spesial lain buat Dybala.
Ia termasuk kelompok langka sebagai pemain Argentina pertama yang mencetak gol dalam sebuah final kompetisi antarklub Eropa setelah Lionel Messi 12 tahun silam.
Messi ialah orang Argentina terakhir yang melakukannya pada final Liga Champions 2010-2011.
Kala itu dia menjebol gawang Manchester United guna melahirkan gol kedua untuk Barcelona.
Barca pun menjadi kampiun di Wembley dengan kemenangan 3-1.
Namun, momen sukacita Dybala dan rekor sejajar kapten timnas Argentina menjadi hambar ketika Sevilla berhasil menyamakan skor di babak kedua.
Hanya bisa mencetak gol seperti Messi, tapi Dybala tak bisa mereplika kejayaan rekan senegaranya itu.
Gol bunuh diri Gianluca Mancini pada menit ke-55 memaksa laga sama kuat 1-1 sampai akhir babak tambahan waktu.
Dybala sendiri tak melanjutkan pertandingan sampai selesai.
Posisinya digantikan Georginio Wijnaldum pada menit ke-68 atau 13 menit setelah gol balasan Sevilla tercipta.
Saat pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti, Roma terpaksa menyerah.
Hanya satu eksekutor mereka berhasil menjaringkan bola, Bryan Cristante.
Di lain pihak, Sevilla memiliki 4 algojo yang semuanya sukses menaklukkan kiper Rui Patricio.
Hasil jerih payah Dybala membawa Roma unggul setelah berusaha keras pulih dari cedera menguap begitu saja.
Segera ketika laga usai, dia langsung menutupi muka dengan rompi.
Matanya menangis, memerah, dan menatap sendu ke langit.
Malam Dybala di Hungaria berubah dari mendatangkan kegembiraan sesuai julukannya, La Joya, tapi berakhir dengan air mata kesedihan.
"Sebuah adegan yang membuat patah hati. Air mata dari Paulo Dybala mengalir tanpa henti," tulis media top Italia, La Gazzetta dello Sport.
Dybala pun masih menangis ketika dia dipeluk sang pelatih, Mourinho, di bahunya.
"Dari kegembiraan mencetak gol 1-0 hingga kekalahan adu penalti," lanjut artikel Gazzetta.
"Sebuah malam pahit yang dimulai dengan sangat baik, tetapi berakhir dengan cara paling kejam bagi sang juara dunia," tulis media berbasis di Milano itu.