Liputan Euro 2024: Belajar Pemilihan Sampah dari Jerman, Bisa Diterapkan di Indonesia | OneFootball

Liputan Euro 2024: Belajar Pemilihan Sampah dari Jerman, Bisa Diterapkan di Indonesia | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bola.net

Bola.net

·10 Juli 2024

Liputan Euro 2024: Belajar Pemilihan Sampah dari Jerman, Bisa Diterapkan di Indonesia

Gambar artikel:Liputan Euro 2024: Belajar Pemilihan Sampah dari Jerman, Bisa Diterapkan di Indonesia

Bola.net - Di Indonesia, pemilahan sampah umumnya hanya terdiri dari tiga kategori, berbeda dengan di Jerman yang mencapai hingga enam bagian. Menariknya, pemerintah Jerman bahkan memiliki program yang memberikan imbalan uang bagi masyarakat yang mengumpulkan botol dan kaleng bekas.

Sejak awal kedatangan di Jerman, KLY Sports sudah terkesan dengan kebersihan negaranya. Namun, sebagai negara maju, hal ini dianggap wajar.


Video OneFootball


Momen menarik terjadi ketika KLY Sports selesai menyantap roti sandwich dan hendak membuang bungkus plastik serta tisu di dalamnya.

Dihadapkan dengan tempat sampah yang memiliki enam lubang berbeda dengan keterangan berbahasa Jerman, KLY Sports tidak ingin melakukan kesalahan. Ia pun mengamati isi setiap lubang dan memisahkan sampahnya: tisu di lubang kertas dan plastik pembungkus di lubang sampah kemasan.

Awalnya, KLY Sports berpikir bahwa pembagian sampah di Jerman dua kali lipat lebih rumit dibandingkan di Indonesia, namun ia menganggapnya wajar.

Namun, kebingungan muncul ketika KLY Sports melihat warga Jerman memungut botol dan kaleng bekas, bahkan yang sudah berada di tempat sampah.

Pengalaman ini membuat KLY Sports menyadari bahwa terdapat prosedur yang berbeda dan menarik dalam pengelolaan sampah di Jerman.

Pemilahan Sampah yang Lebih Spesifik

Gambar artikel:Liputan Euro 2024: Belajar Pemilihan Sampah dari Jerman, Bisa Diterapkan di Indonesia

Dua di antara enam jenis tempat sampah di Jerman. Tempat sampah berwarna kuning dan biru, yang artinya sampah untuk kemasan makanan dan organik tetapi bukan sisa makanan. (c) KLY/Benediktus Gerendo Pradigdo

Dari pengalaman KLY Sports melihat adanya enam lubang di tempat sampah di stasiun besar Frankfurt, KLY Sports pun mencari tahu mengenai apa saja detail pemilahan sampah tersebut.

Pertama ada lubang berwarna hijau dengan penjelasan atglas. Ini merupakan tempat untuk membuag sampah yang terbuat dari kaca, seperti botol kaca, gelas kaca, dan bahan-bahan yang bisa menjadi beling.

Kemudian ada yang berwarna kuning atau galbe sacke yang khusus untuk sampah kemasan makanan seperti yang saya buang setelah usai makan sandwich.

Selain itu juga bisa digunakan untuk membuang kemasan susu, saus, hingga botol sampo dan sabun yang tidak terbuat dari kaca.

Sementara untuk membuang bahan-bahan yang terbuat dari kertas, seperti koran, buku, kardus, dan tisu, masuk ke yang berwarna biru, atau yang tertulis blaue mulltonne. Ini adalah sampah organik tetapi bukan yang sisa makanan.

Nah untuk sampah organik bekas makanan, seperti sayuran, kulit buah, dan daun masuk di tempat sampah dengan label braune mulltonne. Biasanya ditandai dengan warna coklat.

Kemudian ada juga yang berwarna jingga. Tempat sampah ini khusus untuk barang-barang elektronik yang rusak, termasuk kaset dan CD. Barang berbahan metal yang ingin dibuang pun harus ditempatkan di sini.

Sementara terakhir ada yang berwarna hitam. Biasanya ini untuk sampah yang sulit dipilah, seperti pembalut, perabotan rumah tangga, popok bayi, atau mainan yang sudah rusak.

Lihat jejak penerbit