Leonardo Bonucci Angkat Bicara Soal Tuntut Juventus Secara Hukum, Ini Alasannya | OneFootball

Leonardo Bonucci Angkat Bicara Soal Tuntut Juventus Secara Hukum, Ini Alasannya | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bola.net

Bola.net

·15 September 2023

Leonardo Bonucci Angkat Bicara Soal Tuntut Juventus Secara Hukum, Ini Alasannya

Gambar artikel:Leonardo Bonucci Angkat Bicara Soal Tuntut Juventus Secara Hukum, Ini Alasannya

Bola.net - Leonardo Bonucci mengecam mantan klubnya, Juventus, karena telah "mempermalukan" dirinya dan menuduh tim Serie A itu berbohong tentang kepergiannya dari klub.

Bek tengah berusia 36 tahun asal Italia itu dipaksa keluar dari skuat Bianconeri musim panas ini, setelah dibekukan sepenuhnya dari tim, dan akhirnya bergabung dengan Union Berlin pada hari tenggat waktu transfer.


Video OneFootball


Sang pemain menghabiskan 12 tahun di Turin dalam dua periode dan memenangkan Serie A delapan kali bersama Juventus serta membantu timnas Italia memenangkan Euro 2020.

Bonucci akhirnya telah memutuskan untuk mengambil tindakan hukum terhadap Juventus, menuntut ganti rugi karena dia dipaksa keluar dari skuat oleh Massimiliano Allegri, dan tidak diizinkan untuk berlatih bersama rekan-rekannya.

1 dari 4 halaman

Bonucci Angkat Bicara

Usai bergabung dengan Union Berlin, Bonucci menggunakan wawancara dengan Sport Mediaset untuk melampiaskan kekecewaannya terhadap perilaku Juventus dan menuduh mantan klubnya itu berbohong untuk membuatnya terlihat buruk.

"Saya telah membaca dan mendengar banyak hal yang tidak benar," Bonucci memulai.

"Itu tidaklah benar. Pada bulan Oktober tahun lalu, saya diberi kesempatan untuk terus berada di Juventus dengan pembaruan kontrak.

"Memang, pada akhir Mei saya telah memberikan persetujuan untuk menjadi pilihan kelima atau keenam di lini pertahanan, hanya untuk menjadi sosok senior dalam skuat.

"Kemudian saya mendengar hal lain setelah wawancara dengan pelatih yang mengatakan bahwa saya telah diberitahu tentang situasi ini lagi pada Februari 2023, ketika saya diberitahu oleh pelatih dan klub bahwa saya tidak akan lagi menjadi bagian dari Juventus."

2 dari 4 halaman

Merasa Terhina

Bonucci lalu menambahkan dirinya merasa dipermalukan oleh pihak klub lantaran dua petinggi Juventus langsung menemuinya di kediamannya. Ia menilai bahwa sikap tersebut merupakan bentuk tidak menghargainya sebagai "sosok senior" di dalam klub.

"Kemudian [Giovanni] Manna dan [Cristiano] Giuntoli datang ke rumah saya pada 13 Juli dan mempermalukan saya, karena itu adalah penghinaan, mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan lagi menjadi bagian dari Juventus, bagian dari skuat.

"Mereka memberi saya kesempatan untuk tinggal di rumah selama beberapa hari lagi karena kehadiran saya di ruang ganti dan di lapangan akan menghambat pertumbuhan Juventus.

"Ini adalah penghinaan yang saya derita setelah 500 lebih pertandingan dalam balutan warna hitam dan putih," terangnya.

Sang pemain berada di urutan keenam dalam daftar penampilan sepanjang masa Juventus, dengan hanya Giuseppe Furino, Gaetano Scirea, Giorgio Chellini, Gianluigi Buffon, dan Alessandro del Piero yang mencatatkan jumlah laga lebih banyak untuk tim terkenal asal Italia tersebut.

3 dari 4 halaman

Gara-gara Allegri?

Bonucci lantas menyoroti bagaimana satu orang yang kemungkinan besar Allegri adalah sosok bertanggung jawab atas kedua kali kepergiannya dari klub dalam beberapa tahun terakhir.

"Setelah dua pekan tidak menjadi bagian dari Juve, sangat sulit untuk memikirkan periode terakhir saya. Saya suka memikirkan Juventus yang pernah menjadi bagian dari saya, Juventus yang menang, Juventus yang sesungguhnya, Juventus yang tidak pernah terlihat dalam dua tahun terakhir.

"Saya tidak menentang Juventus. Juventus adalah para penggemar, tim, mantan rekan setim saya. Saya mengejar tujuan ini karena orang-orang yang seharusnya membiarkan saya mengakhiri karir saya bersama Juventus dengan cara yang terhormat dan layak, tidak melakukannya.

"Ini adalah kedua kalinya saya dipaksa untuk meninggalkan Juventus, dalam kedua kasus tersebut karena sikap seorang individu, yang bukan saya. Apa yang bisa dilihat oleh semua orang adalah bahwa saya tidak pernah memiliki hubungan yang saya inginkan dengan pelatih.

"Ini bukan hanya kesalahan saya karena saya memiliki karakter saya dan sering kali saya mengambil posisi demi kebaikan tim dan rekan setim saya. Hal ini menciptakan hubungan pendek yang tidak memungkinkan saya untuk mengakhiri karir seperti yang saya inginkan."

Lihat jejak penerbit