Kisah Ricardo Kaka: Gelandang Flamboyan Asal Brasil yang Bersinar di AC Milan | OneFootball

Kisah Ricardo Kaka: Gelandang Flamboyan Asal Brasil yang Bersinar di AC Milan | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: sportstars.id

sportstars.id

·5 Juni 2023

Kisah Ricardo Kaka: Gelandang Flamboyan Asal Brasil yang Bersinar di AC Milan

Gambar artikel:Kisah Ricardo Kaka: Gelandang Flamboyan Asal Brasil yang Bersinar di AC Milan

JAKARTA - Kisah Ricardo Kaka menjadi perhatian para pecinta sepakbola Tanah Air. Legenda AC Milan itu tiba di Jakarta pada Jumat (2/6/2023) untuk menghadiri di beberapa acara yang digelar di Ibu Kota Indonesia tersebut.

Tak ayal kedatangan Kaka ke Tanah Air mendapatkan sambutan hangat dari para Milanisti, pendukung setia AC Milan. Mereka pun menyanyikan chant-chant untuknya setiba mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.


Video OneFootball


Seperti apa sosok dari mantan pemain yang menemukan era keemasannya di AC Milan itu? Berikut ini Sportstars.id akan berikan ulasan lengkap mengenai kisah Ricardo Kaka;

Gambar artikel:Kisah Ricardo Kaka: Gelandang Flamboyan Asal Brasil yang Bersinar di AC Milan

Kisah Ricardo Kaka

Mantan AC Milan satu ini bernama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite. Ia lahir di Gama, Brasil pada 22 April 1982. Semasa masih aktif bermain, pria yang kini berusia 41 tahun itu terbiasa berposisi sebagai gelandang serang.

Nama panggilan Kaka bermula ketika sang adik, Rodrigo Manuel Izecson dos Santos atau yang akrab disapa Digao kurang lancar dalam menyebut nama sang kakak dengan benar.

Alhasil kata 'Ricardo' berubah menjadi 'Caca' yang lama-kelamaan pelafalannya pun berubah menjadi 'Kaka'.

Sebelum gabung ke AC Milan, Kaka mengawali karier sepakbolanya di akademi Sao Paulo pada 1994 saat masih berusia 12 tahun. Ia pun sempat bermain di Sao Paulo U-17 dan diorbitkan ke tim senior klub tersebut pada 2001.

Penampilan apiknya di Sao Paulo membuat raksasa Serie A Italia, AC Milan kepincut. Il Rossoneri pun berani menebus Kaka dengan mahar 8,50 juta euro atau setara dengan Rp147,74 miliar.

Bersama klub yang bermarkas di San Siro itulah kariernya mulai bersinar. Ia menjadi gelandang andalan AC Milan di bawah asuhan Carlo Ancelotti.

Ia bersama tiga gelandang lainnya macam Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso dan Clarence Seedorf membuat lini tengah AC Milan yang ditakuti tim lawan.

Bermain selama enam musim di tim Merah Hitam, di sana Kaka mampu mencetak 104 gol dan 81 assist dari 307 laga di semua ajang.

Ia juga turut mempersembahkan banyak gelar untuk AC Milan seperti Scudetto Serie A 2003-2004, Piala Super Italia 2004-2005, Piala Dunia Antarklub 2007 dan Liga Champions 2006-2007.

Usai mampu antarkan timnya meraih trofi Liga Champions 2006-2007, Kaka diganjar penghargaan trofi Ballon d'Or di musim itu. Ia pun turut menyabet gelar individu lainnya yakni pemain terbaik FIFA 2007, pemain terbaik Eropa 2007 dan pemain terbaik Serie A 2007.

Krisis keuangan yang dialami AC Milan pada musim 2009 membuat klub mau tidak mau harus menjual Kaka. Gelandang flamboyan asal Brasil itu ditebus oleh Real Madrid dengan mahar 67 juta euro atau setara Rp1,16 triliun.

Namun sayang, penampilannya di El Real tidak semulus yang diharapkan. Suami Carol Dias itu lebih sering diterpa cedera.

Menurut Transfermarkt, ia sempat menderita cedera tulang panggul dan kerusakan pada meniskus yang membuatnya absen di 29 laga Real Madrid.

Bermain selama empat musim di Klub Ibu Kota Spanyol itu Kaka hanya mampu mencetak 29 gol dan 39 assist dari 120 laga. Pria bertinggi 1,86 m itu juga meraih La Liga Spanyol 2011-2012, Copa Del Rey 2010-2011 dan Piala Super Spanyol 2012-2013.

Penampilan yang jauh dari kata memuaskan membuat Real Madrid melepas Kaka ke klub lamanya, AC Milan pada 2013 dengan status bebas transfer. Namun sayang, periode keduanya di klub itu ia tidak dapat mencapai performa terbaiknya.

Sebelum memutuskan pensiun pada Desember 2017, pengoleksi 92 caps di Timnas Brasil itu sempat memperkuat klub MLS, Orlando City dan Sao Paulo. Di Timnas Brasil ia juga sempat memenangkan trofi Piala Dunia 2002.

Lihat jejak penerbit