Stats Perform
·31 Mei 2022
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·31 Mei 2022
Striker Veteran Herman Dzumafo heran dengan kebiasaan para pemain Indonesia, yang bisa sarapan dengan nasi.
Penyerang yang mengantarkan Dewa United promosi ke Liga 1 itu masih tetap fit meski telah menginjak usia 42 tahun.
Dzumafo bahkan menjadi pencetak gol tertua di Liga 1, dengan golnya untuk Bhayangkara pada pekan ke-22 melawan Barito Putera, sekaligus menjadi pahlawan kemenangan The Guardian di pertandingan tersebut.
Dia pun mengungkapkan bagaimana pola hidupnya untuk tetap menjaga kebugarannya sampai bisa bermain hingga saat ini.
"Yah...Di sini kan kita tahu sendiri." ujar Dzumafo dalam saluran YouTube Sport77 Official, ketika ditanya soal disiplin makanan para pesepakbola Indonesia.
"Jadi kalau makanan, kita tahu sendiri kalau sarapan di sini, kebanyakan, 90 persen pasti makan nasi atau lontong kalau sarapan."
"Tapi kalau di sana [Kamerun] tidak mungkin. Jadi kami di sana itu seringnya sarapan sereal, minum susu, omelet atau salad."
"[Sejak tiba di Indonesia] saya tidak pernah terpengaruh karena, sampai sekarang kalau saya lihat orang sarapan nasi...Saya itu masih berpikir...Kok bisa?"
"[Di Indonesia] sarapan makan nasi, siang makan nasi, malam juga makan nasi lagi. Kalau gorengan, jika saya bilang tidak makan, itu bohong. Tapi itu karena keinginan, bukan karena kebutuhan. Sekali saja, setelah itu bisa dua, tiga minggu atau satu bulan baru makan gorengan lagi."
Ditanya soal bagaimana menjaga tubuh dan kebugarannya, Dzumafo mengatakan: "Sebenarnya itu bukan menu makan saja, memang menu makan harus benar. Tapi juga harus diimbangi yang lain, yakni pola tidur, olahraga juga."
"Itu semua jadi satu. Karena kalau kita pola makan oke, tapi tidur selalu begadang, itu tidak sinkron."
Dzumafo kemudian menambahkan tentang kapan ia mengakhiri kariernya, mengklaim bahwa ia masih menikmati sepakbola dan belum memikirkan kapan dirinya bakal gantung sepatu.
"Kalau sampai kapan, saya masih belum tahu," imbuhnya. "Yang penting saya masih menikmati. Tergantung yang di atas [Tuhan]."
"Itu pasti akan datang, pasti. Tapi untuk saat ini saya tidak memikirkan itu. Bisa besok, bisa bulan depan, bisa tahun depan atau dua tahun lagi, saya tidak tahu. Yang jelas saya masih menikmati."