Gejala Sindrom Tahun Ketiga Mendera, Mourinho: Penting AS Roma Dua Kali Final Eropa | OneFootball

Gejala Sindrom Tahun Ketiga Mendera, Mourinho: Penting AS Roma Dua Kali Final Eropa | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bolasport.com

Bolasport.com

·28 September 2023

Gejala Sindrom Tahun Ketiga Mendera, Mourinho: Penting AS Roma Dua Kali Final Eropa

Gambar artikel:Gejala Sindrom Tahun Ketiga Mendera, Mourinho: Penting AS Roma Dua Kali Final Eropa

BOLASPORT.COM - Gejala sindrom tahun ketiga mulai mendera, Jose Mourinho masih bisa berkilah jika AS Roma mampu dibawanya dua kali ke final kompetisi antarklub Eropa.

Inkonsistensi permainan masih menjadi masalah utama yang dihadapi oleh AS Roma di Liga Italia 2023-2024.


Video OneFootball


Setelah bermain imbang 1-1 melawan Torino, AS Roma lagi-lagi gagal membawa pulang poin maksimal saat bersua Genoa.

Dalam laga pekan ke-6 Liga Italia yang dimainkan di markas Genoa, Stadion Luigi Ferraris, Kamis (28/9/2023) atau Jumat dini hari WIB, AS Roma dibuat tak berkutik.

I Lupi dipaksa menyerah dengan skor 1-4 oleh tim promosi Liga Italia tersebut.

Empat gol Genoa yang memberondong gawang AS Roma masing-masing dilesakkan oleh Albert Gudmundsson (menit ke-5), Mateo Retegui (45'), Morten Thorsby (74'), dan Junior Messias (81').

Sementara itu Roma hanya mampu membalas lewat gol Bryan Cristante (22').

Akibat kekalahan itu, AS Roma harus terbenam ke peringkat ke-16 di klasemen sementara Liga Italia.

Mereka hanya dua setrip saja dari zona degradasi yang dihuni sementara oleh Udinese, Empoli, dan Cagliari.

Dikutip BolaSport.com dari Football Italia, para fan Roma mulai khawatir dengan situasi timnya saat ini.

Itu tak lepas dari kutukan "Sindrom Tahun Ketiga" yang dialami Jose Mourinho selaku nakhoda.

Ketakutan para pendukung tim Serigala Ibukota juga didukung dari statistik buruk awal musim ini.

Dari enam pertandingan yang sudah dilakoni AS Roma di Liga Italia, Mourinho sudah tiga kali menelan kekalahan, dua kali seri, dan hanya satu kali meraih kemenangan.

Kekalahan telak 1-4 dari Genoa menjadi penanda akan runtuhnya dinasti The Special One pada tahun ketiga masa jabatannya sebagai pelatih.

Gambar artikel:Gejala Sindrom Tahun Ketiga Mendera, Mourinho: Penting AS Roma Dua Kali Final Eropa

Pengalaman-pengalamannya di masa lalu menjadi buktinya.

Pada September 2007, Mourinho meninggalkan Chelsea dengan kesepakatan bersama setelah hampir tiga tahun menukangi klub sejak pindah dari Porto pada 2004.

Di musim pertamanya di Chelsea, pelatih asal Portugal itu mampu mempersembahkan satu trofi Liga Inggris, di samping memenangkan Piala FA dan Piala Liga Inggris.

Petualangannya berlanjut bersama Inter Milan dimulai pada Juli 2008 hingga Juni 2010.

Legasinya terukir manis di Giuseppe Meazza dengan gelaran treble winner meskipun akhirnya cabut setelah dua musim bersama.

Berikutnya saat menukangi Real Madrid dalam tiga tahun penuhnya sejak 2010 hingga 2013, kutukan tahun ketiga terasa hingga berujung pada pemecatan.

Jose Mourinho lantas kembali ke Chelsea pada periode keduanya tepat pada Juli 2013.

Hanya saja periode keduanya berjalan tak mulus lantaran dirinya didepak dari pada Desember 2015 saat pertengahan musim 2015-2016 bergulir yang juga tahun ketiganya bersama Chelsea sedang berjalan.

Petualangannya kemudian berlanjut bersama Man United.

Mourinho bertahan sejak Juli 2016 hingga Desember 2018.

Meski hanya berada di Old Trafford selama 2 musim saja, Mourinho mampu mempersembahkan Community Shield, Piala Liga Inggris, dan trofi Liga Europa.

Bukan Jose Mourinho namanya jika dirinya tidak berkomentar terkait situasinya di klub.

Mourinho tetap yakin akan posisinya saat ini dengan melihat ulang apa yang diberikannya untuk Roma dalam dua tahun terakhir.

"Hal yang sama terjadi di hampir setiap pertandingan," kata Mourinho, dikutip BolaSport.com dari La Gazzetta dello Sport.

Gambar artikel:Gejala Sindrom Tahun Ketiga Mendera, Mourinho: Penting AS Roma Dua Kali Final Eropa

"Ini adalah momen di mana kami memiliki perasaan ini."

"Ini adalah awal terburuk dalam karier saya, tetapi ini juga pertama kalinya dalam sejarah Roma di mana kami bermain di dua final Eropa secara beruntun," tutur Mourinho.

Pendukung Roma tentunya tidak lupa jika sosok Mourinho adalah pahlawan tim saat mereka memenangkan gelar Conference League pada 2021.

Momen perolehan trofi Eropa nyaris saja terulang musim panas tahun lalu jika AS Roma menang adu penalti dari Sevilla di final Liga Europa.

Masih ada banyak waktu bagi Mourinho untuk berbenah di Stadion Olimpico.

Apalagi musim 2023-2024 baru berjalan enam laga dan sang juru taktik juga masih terikat kontrak hingga Juni 2024.

Lihat jejak penerbit