Stats Perform
·9 Juni 2020
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·9 Juni 2020
Kurnia Meiga banyak bercerita pada sesi wawancaranya dengan Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah, pada kanal Youtube bernama Hanif & Rendy Show. Ia membeberkan perjalanan karier, hingga lawan terberat.
Sebelum akhirnya harus rehat karena sakit pada 2017, Meiga merupakan salah satu penjaga gawang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ia membela Arema FC, hingga Timnas Indonesia, dari mulai U-23 hingga senior.
Tentu sudah banyak lawan hebat yang dihadapi oleh kiper berdarah Betawi yang akrab disapa Entong itu. Namun, kepada Hanif dan Rendy, Meiga menyebutkan salah satu tim paling tangguh, dan striker yang sulit, yang pernah ia hadapi.
"Di timnas lawan terberat mungkin pas zaman saya, mungkin Thailand. Lawan paling berat saat SEA Games 2013," ucap Meiga, yang pernah menghadapi Thailand pada final SEA Games 2013, dan kalah satu gol tanpa balas.
Untuk di level klub, bagi Meiga semua pernah memberikan kesulitan tersendiri saat ia mengawal gawang Singo Edan (julukan Arema). Tapi urusan siapa striker yang paling berat untuk dihadapi, ia berani menyebut satu nama.
"Striker tersulit mungkin Boaz Solossa. Karena insting bermain dia menurut saya di atas rata-rata. Dia punya kecepatan, naluri dia pembunuh," jelas Meiga. "Kalau striker itu, striker lokal lah. Kita cinta produk lakal saja," tambahnya.
Sosok Meiga tentu sangat dirindukan pencinta sepakbola Tanah Air, karena pengaruhnya yang besar pada lini pertahanan akhir timnas Indonesia. Kepada Hanif dan Rendy, Meiga banyak bercerita tentang hidupnya.
Meiga pun membeberkan siapa stoper yang paling membuatnya tenang saat sedang mengawal gawang, juga rencana untuk bisa segera kembali merumput dalam waktu dekat -- setelah terakhir ia tampil pada Liga 1 2017, kontra Barito Putera.
Langsung
Langsung