
Stats Perform
·27 Januari 2022
Dibilang Sengaja Kalah Di Final Sea Games 1997, Kurniawan Dwi Yulianto Kecewa Pada Rochi Putiray

In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·27 Januari 2022
Kurniawan Dwi Yulianto mengungkapkan kekecewaannya pada Rochi Putiray, yang berpendapat soal apa yang terjadi di final SEA Games 1997.
Rochi menyebut bahwa timnas Indonesia kala itu sengaja untuk tidak memenangkan pertandingan karena tak ingin menanggung malu andai dinyatakan menggunakan doping.
Pria yang pernah menjadi bintang di Liga Hong Kong itu sejatinya percaya bahwa timnas kala itu mampu membawa pulang Medali Emas, namun menurutnya kabar mengenai tes doping membuat rekan-rekannya takut dan sengaja untuk kalah.
Apa yang dikatakan?
"Rata-rata di timnas angkatan itu [1997] adalah pemakai [narkoba]. Jadi kalau dulu angkatan saya pertama masuk di timnas hanya tahu mabuk, tapi setelah angkatan Kurniawan masuk itu sudah dengan narkoba," ungkap Rochi dalam saluran YouTube Sportcast77.
"Kalau itu kita juara, pasti kita lebih malu. Karena siapa pun yang dites pasti kena doping atau sabu. Jadi memilih untuk tidak juara."
"Kalau saya lihat seperti itu, karena waktu babak penyisihan kita bisa hantam Malaysia, Vietnam dan yang terakhir itu kita menang 3-0 lawan Filipina tapi masuk ruang ganti kita dimaki, dimarahin padahal kita menang."
"Selain itu, rotasi pemain juga tidak banyak karena untuk persiapan di pertandingan selanjutnya, dan ternyata kita 'harus' menang 5-0."
"Pada saat di final itu memang sudah beredar kalau setelah pertandingan akan ada tes doping. Jadi mungkin itu yang bikin pemain waktu tendang penalti pada ketakutan, karena mayoritas para pemain 97 itu pemakai, jadi kalau dites pasti sudah kena."
"Sebenarnya internal sudah tahu karena saya sudah pernah dengar saat Kurniawan di Makassar, dia sempat kena kasus. Jadi kalau kita flashback, tahun 97 kita bisa juara sebenarnya karena itu tim terbaik. Latihan tim bagus dan di babak penyisihan kita tidak menang sedikit, menang banyak terus. Tapi itu semua berhenti pada saat ada informasi soal tes doping."
Tanggapan Kurniawan
Namun, Kurniawan membantah pernyataan Rochi dan meminta kompatriotnya itu untuk menghargai perjuangan para pemain lain di lapangan.
Selain itu, pria asal Magelang yang akan melatih klub Serie B Como FC, mengungkapkan bahwa dirinya tidak tahu menahu soal isu doping di dalam tim.
"Saya sangat respek pada Rochi karena ia ini senior saya, teman dekat juga, sering main bola juga. Saya sebenarnya tidak mempedulikan dia ngomong apa, ya terserah," ucap KDY dalam YouTube Sportcast77.
"Tapi yang sedikit mengecewakan saya adalah ketika dia bilang tim ini tidak mau juara, karena kalau juara inilah...itulah...doping. Seolah-olah dia tidak menghargai perjuangan kami yang 120 menit mati-matian di final."
"Karena faktanya, terus terang, isu tersebut tidak terdengar pada waktu itu, yang pertama. Dan kita juga komunikasi dengan beberapa pemain yang ada di tim ini, mereka ya bilang kecewa. Ya biar masyarakat yang menilai. Artinya yang penting kita tidak pernah merasa seperti itu dan tidak ingin memperuncing suasana."
"Tapi seharusnya tidak keluarlah ucapan seperti itu dari seorang Rochi. Intinya sangat disayangkan, seolah-olah perjuangan kami tidak dihargai padahal dia ada di tim itu. Kalau memang dia mendengar waktu itu, kenapa dia tidak langsung bilang."
Mantan pelatih Sabah FC tersebut percaya bahwa skuad timnas Indonesia kala itu tidak ada yang melakukan hal-hal negatif tersebut, melainkan ia yakin rekan-rekannya mau berjuang untuk membawa pulang Medali Emas SEA Games untuk kedua kalinya.
"Jadi isu itu, gosip itu, sama sekali tidak terdengar waktu itu, dan kita tidak berbuat apa-apa juga, yang mungkin dia menuduh soal doping atau apalah, itu tidak ada. Saya berani jamin 1000 persen tidak ada di tim itu yang begitu, yang ketakutan masalah doping terus malu. Itu tidak ada," tambahnya.
"Bahkan kita memang mau juara karena sebelum pertandingan kita juga dijanjikan bonus yang tidak sedikit. Masa iya, kita mau menjual harga diri bangsa hanya untuk malu atau doping."
"Di tiap pertandingan itu juga ada random cek. Kalau kita takut kenapa kita harus main, sementara persiapan kita sudah berapa bulan itu, kita juga udah meninggalkan keluarga."
"Satu lagi, mungkin boleh di kroscek, bukan hanya saya kan, boleh di krosce ke pemain lain yang ada di tim itu."