Buntut Rasisme Vs Inggris, Presiden FA Bulgaria Mundur | OneFootball

Buntut Rasisme Vs Inggris, Presiden FA Bulgaria Mundur | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Stats Perform

Stats Perform

·16 Oktober 2019

Buntut Rasisme Vs Inggris, Presiden FA Bulgaria Mundur

Gambar artikel:Buntut Rasisme Vs Inggris, Presiden FA Bulgaria Mundur

Presiden Federasi Sepakbola Bulgaria Borislav Mihailov memutuskan mundur dari jabatannya seiring mencuatnya insiden rasisme yang melibatkan timnas mereka di laga kualifikasi Euro 2020 melawan Inggris.

Bulgaria kalah telak 6-0 dari Inggris di Sofia, Selasa (15/10) dini hari WIB. Namun, fokus laga tersebut tertuju pada tindakan suporter tuan rumah yang melakukan ejekan rasialis kepada para pemain Inggris.


Video OneFootball


Akibatnya, sesuai protokol UEFA, wasit sempat menghentikan sejenak laga ini. Tidak hanya sekali dihentikan, melainkan dua kali, yang semuanya terjadi di babak pertama. Sehari pascainsiden memalukan tersebut, FA Bulgaria mengumumkan pengunduran diri Mihailov.

"Hari ini, presiden FA Bulgaria Borislav Mihailov mengundurkan diri dari posisinya. Surat pengunduran dirinya akan diberikan kepada anggota Komite Eksekutif FA Bulgaria pada rapat Jumat (18/10). Mihailov berkeinginan untuk terus membantu perkembangan sepakbola Bulgaria lewat berbagai cara," demikian pernyataan resmi dari FA Bulgaria.

Sebelumnya, sudah ada tekanan kepada Mihailov untuk mundur, termasuk dari Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov. Tak hanya meminta Mihailov mundur, Borisov bahkan memerintahkan Kementerian Pemuda dan Olahraga Bulgaria untuk memutus hubungan dengan FA Bulgaria.

"Saya sudah meminta Menteri [Pemuda dan Olahraga] Krasen Kralev untuk memutuskan segala hubungan dengan FA Bulgaria, termasuk finansial, sampai Borislav Mihailov mundur," kata Borisov dalam pernyataan resinya.

"Saya mengutuk keras tindakan [rasisme] di stadion. Ini tidak bisa diterima. Bulgaria adalah salah satu negara paling toleran di dunia di mana orang-orang dari etnis dan agama yang berbeda bisa hidup bersama dalam damai. Namun kini Bulgaria diasosiasikan dengan rasisme dan xenofobia."