Barcelona Wanita Lagi-Lagi Ukir Rekor Penonton Di Camp Nou | OneFootball

Barcelona Wanita Lagi-Lagi Ukir Rekor Penonton Di Camp Nou | OneFootball

Icon: Stats Perform

Stats Perform

·23 April 2022

Barcelona Wanita Lagi-Lagi Ukir Rekor Penonton Di Camp Nou

Gambar artikel:Barcelona Wanita Lagi-Lagi Ukir Rekor Penonton Di Camp Nou

Barcelona kembali membuat sejarah di dunia sepakbola wanita setelah mereka memecahkan rekor dunia soal penonton di stadion untuk kedua kalinya tahun ini, dalam kemenangan atas Wolfsburg di Liga Champions.

Penampilan luar biasa dari Blaugrana membuat mereka menang 5-1 atas tamunya di Camp Nou, hanya beberapa minggu setelah mereka memecahkan rekor lebih dari dua dekade untuk mencatatkan jumlah penonton tertinggi untuk pertandingan sepakbola wanita abad ini, dengan 91.553 penonton membanjiri stadion.


Video OneFootball


Saat itu, adalah pertandingan Clasico dengan rival lokal Real Madrid dan sekarang rekor tersebut pecah ketika bersua Wolfsburg di ajang Liga Champions Wanita, Sabtu (23/4) dini hari WIB.

Berapa rekornya?

Barcelona mengumumkan rekor dunia baru dengan jumlah 91.648 penonton untuk pertandingan mereka lawan Wolfsburg, selisih ratusan dari rekor saat mereka bertemu Madrid.

Rekor ini juga merupakan yang tertinggi dalam sejarah sepakbola wanita, tak cuma di Eropa tapi juga dunia.

Itu juga mengalahkan angka yang dibuat oleh tim pria Barcelona musim ini, di El Clasico mereka sendiri dengan Madrid (86.422) dan catatan terbaik mereka di Eropa musim ini, melawan Eintracht Frankfurt awal bulan ini (79.468).

Kontras dengan tim pria

Tim pria Barcelona memang masih memiliki angka kehadiran penonton yang tinggi musim ini, namun masalahnya ketika melawan Frankfurt stadion kebanggaan mereka malah dibanjiri oleh pendukung lawan.

Xavi mengibaratkan 'rumah' Barcelona seperti kemalingan saat tersingkir dari Liga Europa pekan lalu dengan timnya harus kalah 3-2.

"Para pemain tidak merasa seperti mereka bermain di kandang sendiri," kata Xavi. "Bukan alasan, tapi atmosfernya memengaruhi kami. Kami tidak nyaman. Saya punya firasat buruk sejak pertama kali naik bus di hotel dan kami tidak merasa di kandang sendiri."

"Mereka melemparkan segalanya kepada kami, [para pemain] bahkan tidak bisa masuk ke terowongan stadion. Kemudian kami dihukum penalti pada menit pertama. Itu adalah malam yang menentukan dalam segala hal, olahraga dan institusional. Itu dimulai dengan buruk dan berakhir buruk. Rasanya seperti rumah Anda kemalingan."