Bolatimes.com
·9 Juli 2025
Aturan 11 Pemain Asing di Super League Jadi Cibiran Negara Tetangga

In partnership with
Yahoo sportsBolatimes.com
·9 Juli 2025
Bolatimes.com - Mulai musim 2025/2026, Liga 1—yang kini berganti nama menjadi Super League—akan menerapkan kebijakan baru yang memungkinkan setiap klub mendaftarkan hingga 11 pemain asing.
Dari jumlah tersebut, 8 pemain asing diperbolehkan tampil secara bersamaan di atas lapangan dalam satu pertandingan.
Kebijakan ini diumumkan oleh Ferry Paulus, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, dan disebut sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas kompetisi domestik serta daya saing klub-klub Indonesia di level Asia.
Namun kebijakan ini justru mendapat cibiran dari negara tetangga. Salah satu media Vietnam menyebut bahwa Liga Indonesia membuat pemain lokal tergusur.
"Klub Boleh Daftarkan 11 Pemain Asing, Pemain Lokal Terancam Tergusur" tulis laporan ghienbongda
Sementara itu, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) secara resmi menyampaikan keberatan mereka terhadap aturan ini, menyebutnya sebagai ancaman serius bagi masa depan pemain dalam negeri.
“Kami tidak menolak kehadiran pemain asing, tetapi itu harus dibarengi dengan sistem kompetisi yang adil dan kompetitif. Kalau tidak, maka pemain lokal yang akan menjadi korban,” demikian pernyataan resmi dari APPI.
Menurut analisis yang dilakukan oleh APPI, jika seluruh klub memaksimalkan kuota 11 pemain asing, maka setidaknya 198 pemain lokal akan kehilangan tempat di skuad utama Super League.
Akibatnya, banyak dari mereka akan terpaksa turun ke Liga 2, yang secara tidak langsung juga mengancam posisi pemain di kasta bawah lainnya, termasuk Liga 3.
"Kekhawatiran ini diperparah oleh kenyataan bahwa kebijakan sebesar ini tidak dibahas terlebih dahulu dengan perwakilan pemain, padahal dampaknya sangat besar terhadap karier mereka," sebut media Vietnam tersebut.
"Sementara manajemen liga berambisi menjadikan kompetisi Indonesia lebih berkualitas dan bertaraf internasional, banyak pihak menilai bahwa pembukaan kran pemain asing secara masif justru mengorbankan pengembangan pemain lokal, yang merupakan tulang punggung tim nasional,"