Stats Perform
·2 Januari 2020
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·2 Januari 2020
Setahun lalu Julian Weigl adalah target transfer nomor satu Paris Saint-Germain untuk bertemu lagi dengan Thomas Tuchel dengan gosip transfer yang melibatkan mahar antara €40 juta dan €75 juta.
Status pemain timnas Jerman ini bersama Borussia Dortmund adalah pelapis, tetapi dengan bakat menjanjikan banyak tim-tim papan atas Eropa yang mengarahkan radar ke Signal Iduna Park.
Pada akhirnya dia menemukan celah untuk berpisah dengan Dortmund, tetapi klub barunya bukan PSG, juga bukan Manchester City melainkan Benfica. Pemain berusia 24 ini secara mengejutkan hijrah dengan mahar €20 juta.
Bakatnya sungguh luar biasa. Pada usia 18, Weigl adalah kapten termuda sepanjang sejarah 1860 Munich dan menjadi salah satu pembelian pertama Tuchel saat menggantikan Jurgen Klopp di Dortmund.
"Dia salah satu gelandang masa depan, dan kami meyakini punya potensi besar untuk berkembang pesat," tutur direktur olahraga Michael Zorc setelah memastikan pembelian seharga €2,5 juta.
Weigl langsung menjadi salah satu andalan dalam sisten pressing dinamis yang diterapkan Tuchel, dia membantu tim untuk merebut bola dan membangun serangan dengan umpan-umpan progresif ke sektor sayap.
Dia mencatat 193 sentuhan ketika Dortmund menang 4-1 atas Eintracht Frankfurt pada Desember 2015. Ketika itu catatan tersebut adalah yang kedua tertinggi sepanjang sejarah Bundesliga Jerman sebelum akhirnya benar-benar menghancurkan rekor liga Xabi Alonso dengan 218 sentuhan ketika laga lawan Cologne di akhir musim 2015/16 memasuki menit 83.
"Melihat aksi Julian Weigl bersama Dortmund mengingatkan saya pada peran Pep Guardiola di lini tengah Barcelona," tutur legenda sepakbola Jerman Lothar Matthaus.
Weigl juga pernah dibandingkan dengan Sergio Buschet di lini tengah Tuchel, dan mencatatkan masing-masing 30 penampilan dari 34 pertandingan liga di dua musim pertamanya. Akan tetapi Tuchel meninggalkan klub, kemudian sederet pelatih kepala jarang memainkannya atau menyimpannya di posisi yang berbeda di lini pertahanan.
Musim 2017/18, Weigl hanya mencatat 20 penampilan di bawah arahan Peter Bosz dan Peter Stoger. Musim lalu lebih parah, dia hanya bermain di 16 laga untuk skuad Lucien Favre; lima di antaranya sebagai gelandang bertahan sisanya sebagai bek tengah karena Dortmund dihajar badai cedera.
Pada situasi itu Weigl mulai dihubungkan dengan PSG untuk bereuni dengan Tuchel. Dia berbicara dengan petinggi klub soal transfer namun ditolak karena tim membutuhkannya untuk melapisi sektor gelandang dan pertahanan.
"Saya harus menerima, mereka yang bertanggung jawab atas klub tidak mau kehilangan saya," ujar Weigl pada Sport Bild pada Januari 2019. Tuchel sendiri tidak pernah malu mengutarakan minat membawa Weigl ke PSG dengan menyebutnya pemain yang menarik.
"Saya ingin memperbaiki siutasi. Bukan rahasia lagi, saya bermain baik di bawah arahan Thomas Tuchel," tutur Weigl. "Saya mengutarakan semua ide pada ofisial BVB."
Meski Weigl dan Tuchel tidak malu-malu menguarakan ketertarikan secara publik, sang pemain bertahan di Westfalenstadion. Favre meyakinkannya untuk bertahan karena masih punya peran di klub.
"Ketika masa depan saya mulai tidak jelas, saya berbicara pada pelatih," kata Weigl pada September.
"Dia mengatakan sudah membayangkan saya dan Alex Witsel bermain bersama, menyebut saya bugar dan punya kans besar untuk bermain. Perkataan itu penting bagi saya. Itulah kenapa saya mengambil keputusan fokus pada BVB."
Favre memang lebih sering menggunakan Weigl pada musim ini, sang pemain jadi starter di 12 pertandingan sebagai gelandang dan bek tengah. Tetapi Weigl lebih menganggap dirinya sebagai gelandang dan ingin bermain setiap pekan.
Cedera Thomas Delaney membuka kesempatan bagi Weigl untuk tampil sebagai gelandang pada 2019/10, tetapi Dormtund berharap, bintang timnas Demark itu akan pulih pada Januari hingga status Weigl sebagai pemain pelapis berlaku lagi.
Weigl kembali meminta untuk dilepas klub yang akhirnya dikabulkan karena dia dianggap gagal memperlihatkan permainan yang diharapkan.
"Julian menghampiri kami dengan permohonannya dan kami mengabulkan," Zork. "Kami berharap yang terbaik untuk masa depannya."
Transfer ke Benfica akhirnya terwujud meski uang yang terlibat di dalamnya akan mengejutkan bagi beberapa pihak namn ini juga jadi indikasi bagaimana kebintangannya mulai meredup dalam beberapa tahun terakhir.
Tiga manajer Dortmund secara berturut-turut melihatnya tidak lebih sebagai pemain pelapis serba bisa, sementara di level internasional Joachim Low tidak pernah memanggilna lagi sejak 2017.
Weigl hanya mencatat enam menit sepakbola kompetitif bersama Jerman, dengan empat dari lima caps yang dicatatnya berasal dari laga persahabatan. Weigl dahulu pernah dibandingkan dengan Guardiola, bahkan diinginkan oleh Guardiola tetapi sekarang dia harus fokus membangun ulang karier dan mencatat menit bermain yang lebih banyak di Portugal.