Bolasport.com
·6 Agustus 2017
5 Alasan Chelsea Masih Bisa Juara Liga Inggris

In partnership with
Yahoo sportsBolasport.com
·6 Agustus 2017
Chelsea tumbang 1-4 lewat adu penalti setelah bermain 1-1 kontra Arsenal di ajang Community Shield, Minggu (6/8/2017). Kendati demikian, The Blues masih menjadi momok di Liga Inggris. Berikut adalah lima alasan mereka masih bisa menjuarai Premier League musim depan.
1. Chelsea masih mengganggap Community Shield sebagai ajang pramusim
Laga ini berlangsung dengan ketat dan panas. Pemain sayap Chelsea, Pedro, bahkan harus diusir wasit Bobby Madley karena telat melancarkan tackle keras ke ankle Mohamed Elneny dari belakang.
Namun, walau Antonio Conte membantahnya, Chelsea jelas melihat laga ini sebagai bagian dari rentetan pemasnasan pramusim.
Bangku cadangan The Blues di laga ini berisi pemain-pemain yang hanya pernah sekali bermain bagi mereka sebelumnya di liga.
Pun, penendang penalti kedua mereka di adu 12 pas adalah Thibaut Courtois, sang kiper.
2. Thibaut Courtois dan lini belakang tangguh Chelsea
Mungkin akan lebih produktif membahas Courtois dari aspek pertahanan, yang menjadi tugas utamanya.
Pada laga ini Chelsea sebenarnya ketat di belakang. Kendati menghadapi 11 tembakan lawan, Courtois hanya harus menghadapi empat tembakan yang on target.
Salah satunya adalah tembakan spekulasi Granit Xhaka yang ia tepis dengan sangat baik.
Jumlah ini sama dengan yang Petr Cech di gawang Arsenal hadapi dari jumlah tembakan Chelsea yang jauh lebih sedikit (7).
Musim lalu Chelsea hanya membiarkan lawan melepas rataan 4,6 tembakan dari dalam kotak penalti setiap laganya, terbaik di liga.
Terlebih, mereka juga hanya membiarkan lawan menciptakan 36 Big Chance (kesempatan besar mencetak gol), terbaik kedua sepanjang musim setelah Manchester United.
Performa itu akan kembali menjadi basis kekuatan mereka musim ini dan kehadiran Antonio Ruediger berpotensi menambal kelemhan musim lalu, yakni di sektor kanan tengah lini belakang The Blues.
3. Antonio Conte bukan pelatih kacangan
[caption]Pelatih Chelsea, Antonio Conte, memberikan instruksi kepada anak asuhnya di pertandingan Community Shield 2017 melawan Arsenal di Stadion Wembley, Minggu (6/8/2017) malam WIB.[/caption][img-source]IAN KINGTON / AFP[/img-source]
Sebagai manajer, Antonio Conte membawa Juventus juara Serie A tiga kali beruntun.
Conte paham betul cara mempertahankan dominasi, baik itu melalui merombak skuat atau mempertahankan pemain-pemain terbaik.
Pada musim keduanya di Juve, Conte menyempurnakan formasi 3-5-2 setelah bereksperimen dengan 4-3-3, 4-2-3-1, dan 4-4-2 pada musim perdananya.
Ingat, musim lalu ia juga belajar dari kekalahan kontra Arsenal pada paruh pertama musim dan membuat timnya adidaya sepanjang sisa kompetisi.
4. Hasil ini hanya akan membuat Chelsea lebih agresif benahi skuat
Legenda Chelsea, Frank Lampard, mengatakan bahwa hasil ini bisa menjadi senjata bagi Conte untuk meminta tenaga baru kepada petinggi The Blues.
"Hasil ini ideal bagi Conte. Tengah pekan ini dia bisa datang ke manajemen dan mengatakan 'saya tak punya pemain bagus di bangku cadangan!'".
Prioritas The Blues masih harus mencari striker tumpuan untuk melapisi Alvaro Morata dan Mitchy Batshuayi.
Namun, jangan salahkan Conte apabila ia juga meminta seorang gelandang pengatur serangan kepada manajemen.
5. Alvaro Morata bisa melawan kutukan (?)
[caption]Penyerang anyar Chelsea, Alvaro Morata, saat melakoni debut di pertandingan melawan Bayern Muenchen di ajang International Champions Cup 2017 di Stadion Nasional Singapura, Selasa (25/7/2017) waktu setempat.[/caption][img-source]BERI BAGJA/BOLASPORT.COM[/img-source]
Ini poin paling sulit. Kutukan pemain nomor 9 Chelsea telah menyerang banyak pemain.
Pun, tak ada indikasi bahwa Morata merupakan striker 60 juta pounds dari penampilannya di Wembley.
Ia melesatkan bola tinggi setelah mendapat umpan manis dari Willian. Kemudian, ia menanduk bola melebar pada menit-menit akhir laga.
Lalu, Morata menendang penalti ke samping gawang pada babak adu penalti.
Namun, Morata punya catatan mencetak gol impresif bagi Real Madrid dan Juventus.
Musim lalu ia mencetak 15 gol bagi Madrid di liga walau hanya 14 kali menjadi starter.
Selama dua musim di Italia, Morata masih mencetak 15 gol liga walau jarang menjadi penghuni line up Juventus.
Bersinar di Spanyol dan Italia, tidak ada alasan kenapa sang pemain akan meredup saat kompetisi Inggris bergulir.