sportstars.id
·14 Januari 2023
3 Dampak Buruk Liga 1 Tanpa Degradasi: Kehancuran Sepak Bola Indonesia!

In partnership with
Yahoo sportssportstars.id
·14 Januari 2023
JAKARTA - Dampak buruk Liga 1 tanpa degradasi tentu dapat menghancurkan sepak bola di Indonesia. Pada gelaran Liga 1 musim ini sudah dipastikan tidak adanya degradasi.
Sebab dari keputusan tersebut karena adanya penghentian terhadap Liga 2 oleh PSSI. Yunus Sanusi yang merupakan Sekjen PSSI menyampaikan bahwa keputusan pahit itu memiliki beberapa faktor.
Faktor pertama yakni karena adanya permintaan dari sebagian besar klub Liga 2 yang menginginkan kompetisi berhenti. Penyesuaian konsep pelaksanaan pada lanjutan Liga 2 sulit dirampungkan sebelum Piala Dunia U-20.
Berikutnya berdasarkan Perpol No. 10 Tahun 2022 mengamanatkan proses perizinan yang baru dengan memperhatikan periode waktu pemberitahuan, pengajuan dan izin, hingga bantuan pengamanan.
Meskipun tanpa degradasi, PSSI mengungkapkan adanya perebutan untuk menjadi delegasi AFC.
Dampak buruk Liga 1 tanpa degradasi tentu akan sangat terasa bagi atmosfer sepak bola Indonesia. Berikut informasi lengkapnya telah Sportstars.id rangkum dari berbagai sumber;
Atas keputusan bahwa Liga 1 musim ini tak akan degradasi tentu akan membuat psikologis pemain minim pressure sehingga berpengaruh ke permainan. Pemain akan bermalas-malasan karena tak takut dengan zona degradasi.
Mereka akan bermain santai untuk menjaga kondisi fisik demi karier jangka panjang. Lalu juru taktik pun akan lebih berani memainkan pemain cadangan yang akan membuat pemain utama lambat berkembang.
Pemain bola Irfan Bachdim memberikan pendapat melalui akun sosial medianya tentang pentingnya PSSI untuk memperbaiki struktur liga di Indonesia.
Tujuannya agar para pemain dapat bermain secara reguler dalam liga yang terorganisir. "Liga dibutuhkan untuk dapat mempersiapkan pertandingan dengan baik. Bermain bagus dalam pertandingan berarti peningkatan bagi para pemain. Hal ini kunci untuk pemain yang lebih baik bagi Tim Nasional," tulis Irfan.
Dampak yang lebih berisiko lagi dari tak adanya degradasi dari Liga 1 yaitu rawan pengaturan skor atau match fixing. Dengan tak adanya kekhawatiran terdegradasi maka hanya tim papan atas saja yang bermain maksimal.
Hal tersebut tentu membuat tim papan bawah berpotensi untuk mengorbankan laganya untuk tim besar yang membutuhkan poin. Tanpa harus takut turun ke Liga 2.
Menurut Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Teddy Tjahjono, dirinya mengaku khawatir praktik pengaturan skor akan terjadi saat tidak ada promosi dan degradasi di Liga 1.
Dia khawatir, praktik pengaturan skor akan marak dikarenakan tidak adanya regulasi promosi dan degradasi. "Dengan tidak adanya sistem promosi dan degradasi, klub peserta liga akan mempunyai strategi yang berbeda, dan yang paling kita khawatirkan adalah membuka peluang terjadinya praktik-praktik pengaturan skor di Liga 1," ujarnya.
Tak adanya ancaman degradasi di Liga 1 membuat tim pelatih Timnas Indonesia kesulitan mencari bakat di keseluruhan tim Liga 1. Hal tersebut karena pesepak bola di tim kecil tidak menunjukan potensinya secara maksimal.
Salah satu netizen dengan akun @wunderkid.id mengatakan dampak berbagai liga sangat besar untuk tim nasional. "Keputusan yang sangat disayangkan, padahal di Liga 2 musim ini terdapat banyak pemain muda potensial yang bermain baik. Terutama jebolan Liga 3, EPA Liga 1 U-18 dan Piala Soeratin U-17 musim lalu," tulisnya.