Bola.net
·1 de octubre de 2023
Premier League Punya VAR, tapi Kayak Gak Tau Cara Pakainya

In partnership with
Yahoo sportsBola.net
·1 de octubre de 2023
Bola.net - Sebagai liga sepak bola yang disebut-sebut sebagai liga terbaik di dunia, Premier League justru sering bermasalah dalam penggunaan VAR (video assistant referee). Kontroversi VAR sepertinya tidak pernah habis.
Korban kontroversi VAR yang terbaru adalah Liverpool. Sabtu (30/9/2023) akhir pekan lalu, The Reds harus mengaku kalah 1-2 di kandang Tottenham.
Pertandingan tersebut berjalan sangat aneh. Kepemimpinan wasit Simon Hooper benar-benar buruk. Ada begitu banyak keputusan yang merugikan Liverpool.
Jurgen Klopp mencak-mencak setelah pertandingan Liga Inggris kemarin.
1 dari 5 halaman
Wasit Simon Hooper memberikan kartu kuning pada Mohamed Salah di laga Tottenham vs Liverpool di pekan ketujuh Premier League 2023/2024 di Tottenham Hotspur Stadium, Sabtu (30/09/2023). (c) AP Photo/Al
Di laga tersebut, Liverpool tidak hanya kehilangan satu pemainnya karena kartu merah, tetapi sampai dua pemain. Curtis Jones menerima kartu merah langsung di menit ke-26, lalu Diogo Jota mendapat kartu kuning kedua di menit ke-69.
Kekurangan satu pemain saja bakal menyulitkan tim manapun untuk mengincar hasil maksimal, apalagi kalau sampai kehilangan dua pemain.
Saat kehilangan satu pemain, Liverpool sempat mencetak gol di menit ke-34. Luis Diaz menerima umpan terobosan dari Mohamed Salah, lalu mencetak gol dalam situasi satu lawan satu.
Diaz sudah melakukan selebrasi, tetapi gol tersebut dinyatakan offside. Anulir ini kemudian dipermasalahkan karena dari tayangan video, posisi Diaz onside.
Terakhir, Liverpool yang mati-matian bertahan dengan sembilan pemain tetap harus kalah dengan menyakitkan. Gawang mereka bobol lagi tepat di ujung tambahan waktu babak kedua, tepatnya di menit ke-90+6.
2 dari 5 halaman
Buruknya keputusan wasit Simon Hooper kemarin menimbulkan pertanyaan besar: "Padahal sudah ada VAR, kenapa Premier League masih saja bermasalah dan banyak kontroversi?"
Memang, untuk ukuran "liga terbaik di dunia", Premier League justru cukup lambat dalam memutuskan penggunaan VAR. Mereka kalah cepat dari liga-liga lain.
Premier League pertama kali menggunakan VAR pada musim 2019/2020. Saat itu, Liga Italia dan Liga Spanyol sudah lebih dahulu menggunakan VAR. Bahkan Liga Prancis dan Liga Portugal pun lebih dahulu daripada Premier League.
Saat itu memang sempat ada perdebatan antara pemangku kepentingan di Liga Inggris. Mereka takut penggunaan VAR bakal merusak esensi sepak bola.
3 dari 5 halaman
Wasit Wilton Sampaio memeriksa VAR dalam laga Copa America Grup B antara Argentina dan Paraguay di stadion Mineirao, Rabu 19 Juni 19, 2019. (c) AP Photo
Tidak hanya lambat dalam penggunaan VAR, Premier League pun sempat menerapkan aturan-aturan aneh terkait VAR, berbeda dengan liga-liga lainnya.
Salah satu aturan yang paling aneh adalah ketika wasit utama di lapangan sempat dilarang melihat monitor VAR secara langsung. Artinya, wasit utama hanya bisa mendengarkan saran dari wasit VAR.
Aturan ini terbilang aneh karena di liga-liga lain, wasit utama diperbolehkan melihat monitor secara langsung, khususnya jika wasit VAR tidak bisa memberikan rekomendasi pasti.
Baru sekitar setahun atau dua tahun terakhir, wasit utama mulai lebih aktif melihat monitor VAR secara langsung.
4 dari 5 halaman
Faktor penentu buruknya kualitas VAR di Liga Inggris yang tidak kalah penting adalah kualitas wasit. Entah kenapa, wasit-wasit Premier League sepertinya kurang update, terlalu old-school.
Mereka lebih menyukai metode-metode lama. Mengutamakan rasa bangga (pride) dalam memimpin pertandingan. Teknologi sempat dianggap sebagai gangguan.
VAR memang terobosan besar dalam sepak bola, setiap wasit harus beradaptasi. Nah, untuk urusan ini sepertinya wasit Premier League sedikit lebih keras kepala.
5 dari 5 halaman
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru dan terupdate seputar Liga Inggris, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.