Bola.net
·5 de noviembre de 2024
In partnership with
Yahoo sportsBola.net
·5 de noviembre de 2024
Bola.net - Kevin Diks, pemain kelahiran Belanda yang memiliki darah Indonesia, belakangan menjadi sorotan publik sepak bola tanah air. Pemain yang kini memperkuat FC Copenhagen ini disebut-sebut memiliki peluang untuk memperkuat Timnas Indonesia, mengingat latar belakangnya yang memungkinkan proses naturalisasi.
Bek berusia 27 tahun ini sebelumnya pernah berlaga di berbagai liga Eropa dan menunjukkan kualitas permainan yang menarik perhatian banyak pihak.
Nama Kevin Diks mulai dikenal luas saat ia bermain di Liga Belanda bersama Vitesse Arnhem dan Feyenoord. Performa apiknya membuat dia sempat dipinjamkan ke klub Italia, Fiorentina, meski lebih banyak diandalkan oleh tim asal Belanda.
Pengalaman Diks yang luas di kompetisi elite Eropa, termasuk Liga Champions, menambah keistimewaan pemain ini jika kelak benar-benar bergabung dengan skuad Garuda.
Jika Indonesia berhasil mengamankan jasa Diks, maka lini belakang Timnas akan semakin kuat dan berpengalaman. Kemampuannya dalam bertahan, ditambah pengalamannya di kancah Eropa, menjadikan Diks sebagai opsi solid bagi Indonesia.
Berikut empat fakta menarik tentang Kevin Diks, calon bek Timnas Indonesia yang pernah merasakan ketatnya persaingan di Liga Champions.
Bek Copenhagen, Kevin Diks (tengah) merayakan golnya ke gawang Real Betis di laga UEFA Conference League di Benito Villamarin. (c) AP Photo/Toni Rodriguez
Kevin Diks bergabung dengan FC Copenhagen pada 2021 dan langsung mencatatkan sejarah penting dalam kariernya. Bersama klub asal Denmark ini, Diks berkesempatan bermain di Liga Champions, kompetisi tertinggi antarklub Eropa.
Pengalaman ini menjadikannya salah satu bek dengan pengalaman internasional yang cukup luas, mengingat Liga Champions adalah ajang kompetisi yang mempertemukan tim-tim terbaik dari seluruh Eropa.
Dalam kompetisi Liga Champions, Diks berhadapan dengan pemain-pemain terbaik dunia, seperti Erling Haaland dan Kylian Mbappe, yang tentunya memberikan banyak pengalaman berharga dalam hal taktik dan mentalitas bertanding.
Meski FC Copenhagen bukanlah tim unggulan, tapi pengalaman Diks menghadapi tim-tim besar tentu menjadi nilai tambah untuknya jika bergabung dengan Timnas Indonesia.
Pengalaman ini bisa membantu Diks memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pertahanan skuad Garuda.
Selain bertahan, Diks juga dikenal dengan kemampuannya melakukan overlap ke depan untuk membantu serangan. Gaya bermain seperti ini sangat diperlukan di level internasional, terutama dalam menghadapi lawan-lawan yang menuntut kelincahan dan ketahanan fisik tinggi.
2 dari 4 halaman
Kevin Diks dikenal sebagai pemain bertahan yang serba bisa. Selain berperan sebagai bek kanan, Diks juga dapat bermain sebagai bek tengah maupun bek kiri jika dibutuhkan.
Fleksibilitas posisi ini sangat dihargai oleh pelatih di FC Copenhagen, yang seringkali menugaskannya untuk mengisi berbagai posisi dalam formasi pertahanan. Pengalaman multi-posisi ini menjadikan Diks pilihan ideal bagi tim yang membutuhkan bek dengan kemampuan adaptasi tinggi.
Kemampuan Diks untuk bermain di berbagai posisi dapat menjadi aset penting bagi timnas Indonesia. Dengan gaya bermain yang cepat dan kemampuan bertahan yang solid, Diks diharapkan mampu menghadapi tantangan dalam berbagai formasi dan taktik, terutama melawan tim-tim kuat di Asia.
Fleksibilitas ini memberi pelatih timnas opsi yang lebih beragam untuk mengatur lini belakang tim dalam berbagai situas
3 dari 4 halaman
Erick Thohir bertemu dengan Kevin Diks. (c) X @erickthohir
Kevin Diks mengawali kariernya di Belanda bersama Vitesse Arnhem sebelum akhirnya pindah ke klub Serie A, Fiorentina. Meski kariernya di Italia tidak panjang, dia mendapatkan pengalaman berharga dari ketatnya kompetisi Serie A.
Setelah itu, Diks kembali ke Belanda untuk bermain di Eredivisie bersama Feyenoord dan kembali memperkuat Vitesse sebelum akhirnya berlabuh di FC Copenhagen, Denmark.
Berkarier di beberapa liga Eropa memberikan Diks pengalaman yang luas dalam berbagai gaya bermain dan taktik. Serie A dikenal dengan pertahanan ketatnya, sementara Eredivisie di Belanda menekankan permainan yang cepat dan ofensif.
Pengalaman di berbagai liga ini membuat Diks memiliki fleksibilitas dalam bermain, sehingga dapat beradaptasi dengan cepat di berbagai situasi pertandingan.
Dengan beragam pengalaman ini, Diks memiliki pemahaman yang baik tentang taktik bertahan maupun menyerang.
Jika bergabung dengan Timnas Indonesia, ia diharapkan mampu membawa perspektif baru dalam permainan tim, terutama dalam menghadapi lawan-lawan yang lebih tangguh di tingkat internasional.