Bola.com
·24 April 2024
Kisah 68 Tahun yang Lalu saat Timnas Indonesia Tampil di Olimpiade: Bergaya Eropa Timur, Pelatihnya Rekomendasi Bung Karno

In partnership with
Yahoo sportsBola.com
·24 April 2024
Bola.com, Jakarta Olimpiade. Timnas Indonesia U-23 sedang merajut mimpi untuk melangkah ke sana. Pasukan Shin Tae-yong berpeluang untuk tampil di Olimpiade 2024 Paris setelah lolos ke perempat final Piala Asia U-23 2024.
Sudah lama sekali Indonesia tak merasakan bertapa bangganya tampil dalam ajang olahraga dunia itu.
Bila ada pertandingan Timnas Indonesia yang diceritakan kehebatannya dari generasi ke generasi, duel di Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956 ini adalah satu di antaranya.
Olimpiade Melbourne 1956 menjadi catatan sejarah bagi Timnas Indonesia. Di bawah asuhan Toni Pogacnik, Indonesia tampil dalam multiajang bergengsi dunia itu.
Penampilan Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956 mendatangkan banyak pujian, terutama setelah melawan Uni Soviet pada perempat final.
Uni Soviet adalah satu di antara tim terkuat pada masa itu. Pertandingan ini dilangsungkan di Melbourne, Australia, dalam babak perempat final Olimpiade musim panas ke-16.
Uni Soviet diprediksi bakal menang mudah atas Indonesia. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Strategi pertahanan berlapis yang diterapkan Tony Pogacknik berhasil dijalankan dengan apik sehingga lawan kesulitan menembus kukuhnya lini belakang Indonesia untuk menceploskan gol.
Padahal, Indonesia kalah dari segi postur. Namun, keberanian meladeni lawan yang berpostur lebih besar jadi catatan yang dikenang hingga sekarang.
Usai pertandingan itu, di mana saja ketika bertemu para penggemar sepak bola di perkampungan Olimpiade, sepak bola Indonesia yang menjadi bahasan.
“Baru sekali saya melihat permainan bertahan yang sempurna sekali,” ujar Presiden FIFA, Sir Stanley Rous, seperti dikutip dari Tabloid BOLA edisi 27 Juli 1984.
Dalam pertandingan itu, Timnas Indonesia diperkuat Maulwi Saelan, Endang Witarsa, Thio Him Tjiang, Ramlan, dan Rusli Ramang. Sedangkan kubu lawan dihuni pemain kaliber dunia yang ternama semisal Lev Yashin, Igor Netto, Eduard Streltsov, dan Valentin Ivanov.
Timnas Indonesia menahan Soviet 0-0. Saat itu belum ada aturan penentuan akhir pertandingan melalui adu tendangan penalti. Alhasil, harus ada pertandingan ulang. Skuat Garuda akhirnya ditaklukkan Uni Soviet dengan skor telak 0-4 dalam laga ulangan dua hari kemudian.
Live