Fabio Capello Kritik Juventus, Penjualan Chiesa dan Strategi Thiago Motta | OneFootball

Fabio Capello Kritik Juventus, Penjualan Chiesa dan Strategi Thiago Motta | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bola.net

Bola.net

·27 February 2025

Fabio Capello Kritik Juventus, Penjualan Chiesa dan Strategi Thiago Motta

Article image:Fabio Capello Kritik Juventus, Penjualan Chiesa dan Strategi Thiago Motta

Bola.net - Mantan pelatih Juventus, Fabio Capello, menyoroti berbagai masalah yang dihadapi klub musim ini. Menurutnya, kegagalan Bianconeri tidak hanya menjadi tanggung jawab Thiago Motta, tetapi juga Cristiano Giuntoli sebagai direktur olahraga.

Juventus baru saja mengalami pukulan telak setelah tersingkir dari Coppa Italia. Mereka dikalahkan Empoli melalui adu penalti, Kamis (27/2/2025) dini hari WIB.


OneFootball Videos


Duel Juventus vs Empoli di Allianz Arena berakhir 1-1 selama 90 menit. Namun, Bianconeri akhirnya kalah 2-4 lewat drama adu penalti.

Hasil itu membuat langkah Juventus di Coppa Italia musim ini harus terhenti di perempat final. Capello menilai tim ini kehilangan semangat, keinginan, dan kualitas yang seharusnya mereka miliki.

“Juventus membiarkan Empoli menyerang sesuka mereka,” kata Capello kepada Sky Sport Italia. "Mereka mirip seperti Milan. Tidak ada determinasi, semangat, atau kualitas dalam permainan mereka."

Penjualan Chiesa dan Kebijakan Transfer Dipertanyakan

Article image:Fabio Capello Kritik Juventus, Penjualan Chiesa dan Strategi Thiago Motta

Federico Chiesa merayakan golnya ke gawang Monza, Sabtu (25/5/2024) (c) Tano Pecoraro/La Presse via AP Photo

Capello secara khusus mempertanyakan keputusan Juventus untuk menjual Federico Chiesa. Menurutnya, Chiesa adalah pemain yang mampu mengangkat moral tim dalam momen-momen sulit.

“Juventus memulai musim dengan membuang pemain kunci, terutama Chiesa. Dia punya momen-momen keajaiban yang sangat berarti bagi tim,” tambahnya.

Selain itu, Capello menilai Juventus tidak melakukan belanja pemain dengan bijak. Menurutnya, banyak rekrutan musim ini yang tidak cukup kuat untuk menghadapi tekanan bermain di klub besar.

"Pilihan harus dibuat dengan bijak, merekrut pemain yang bisa menangani tekanan mengenakan jersey klub besar. Juve tidak memahami ini. Mereka menghabiskan banyak uang, tapi tidak dengan bijak. Mereka punya pemain bagus, tapi tidak ada yang benar-benar membuat perbedaan," ujarnya.

2 dari 5 halaman

Thiago Motta dan Masalah Penguasaan Bola

Article image:Fabio Capello Kritik Juventus, Penjualan Chiesa dan Strategi Thiago Motta

Pelatih Juventus Thiago Motta di laga melawan Torino, 11 Januari 2025 lalu. (c) Marco Alpozzi/Lapresse via AP

Capello juga menyoroti gaya bermain yang diterapkan oleh Thiago Motta. Ia merasa bahwa terlalu banyak penguasaan bola tanpa arah yang jelas telah menjadi kelemahan utama Juventus.

“Motta terlalu fokus pada penguasaan bola, tetapi saya dengar dia mulai frustrasi dengan Gatti karena ingin lebih banyak umpan vertikal,” ungkap Capello.

“Dia akhirnya menyadari bahwa penguasaan bola yang sia-sia dan umpan ke belakang tidak memberikan hasil yang sama seperti di Bologna.”

Menurut Capello, Juventus selalu kesulitan menghadapi lawan yang bermain dengan tempo cepat dan penuh determinasi. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan taktik mereka masih perlu diperbaiki.

3 dari 5 halaman

Situasi Sulit Dusan Vlahovic

Article image:Fabio Capello Kritik Juventus, Penjualan Chiesa dan Strategi Thiago Motta

Penyerang Juventus, Dusan Vlahovic. (c) Fabio Ferrari/LaPresse via AP

Dusan Vlahovic juga menjadi sorotan setelah gagal mengeksekusi penalti melawan Empoli. Masa depannya di Juventus semakin tidak pasti karena belum ada kesepakatan perpanjangan kontrak yang berakhir pada 2026.

“Ketika seorang pemain merasa tidak dipercaya oleh pelatihnya, itu akan sulit baginya,” kata Capello. “Setelah satu kesalahan kontrol, kepercayaan dirinya langsung turun. Dia terlihat tidak nyaman dan itu berpengaruh pada eksekusi penaltinya.”

Capello juga menyebut kombinasi Vlahovic dan Randal Kolo Muani cukup menjanjikan, tetapi Juventus masih kurang pemain yang bisa mengisi area kotak penalti dengan lebih efektif.

View publisher imprint