Bolatimes.com
·20. Juni 2025
Tunjuk Eks Pelatih Marko Simic sebagai Caretaker, PSSI-nya China Dianggap Bodoh

In partnership with
Yahoo sportsBolatimes.com
·20. Juni 2025
Bolatimes.com - Penunjukkan Dejan Djurdjevic sebagai pelatih sementara Timnas China menuai gelombang kritik tajam, salah satunya datang dari jurnalis olahraga senior China, Yuan Jia.
Dalam komentarnya yang viral di berbagai media lokal, Yuan menilai keputusan CFA (Asosiasi Sepak Bola China) menunjuk Djurdjevic sebagai kesalahan besar, bahkan menyebutnya sebagai lelucon publik.
Dejan Djurdjevic ditunjuk setelah CFA memecat Branko Ivankovic menyusul kegagalan China lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Padahal sebelumnya, sejumlah nama top sempat masuk radar, termasuk Shin Tae-yong (eks pelatih Indonesia) serta dua pelatih Korea Selatan lain yang sukses di Liga Super China: Seo Jung-won dan Choi Kang-hee.
Dikutip dari Suara.com, Dejan Djurdjevic menghabiskan kariernya cukup lama di klub lokal Serbia. Sejumlah pemain pernah ia latih, seperti eks Fiorentina, Adem Ljajic.
Ia juga sempat melatih Marko Simic. Namun bukan Marko Simic bomber Persija, melainkan Marko Simic winger klub Kolubara.
Dalam laporan Sohu.com pada 18 Juni, Yuan Jia mengkritik tajam keputusan tersebut.
Ia mengungkapkan keraguan terhadap kapasitas Djurdjevic dengan mengungkit hasil buruk saat pelatih tersebut membawa China U-23 bermain imbang 0-0 melawan Bangladesh pada Asian Games 2023.
“Aku komentari langsung laga lawan Bangladesh, dan yang kulihat adalah tim yang tak punya arah. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tidak ada struktur, tidak ada taktik. Jika tujuan kita ke EAFF E-1 Championship hanya latihan, kenapa bukan Zheng Zhi saja yang melatih? Kenapa harus Djurdjevic?” ucap Yuan dengan nada tinggi.
Yuan menilai Djurdjevic tidak memiliki pengalaman dan pencapaian yang memadai untuk menangani tim senior.
Ia bahkan menyebut Djurdjevic hanyalah bayang-bayang dari pelatih asal Serbia lainnya, Aleksandar Jankovic, yang sebelumnya juga gagal total menangani timnas China.
Djurdjevic memang mencatatkan dua hasil 8 besar bersama tim U-23 dan U-20 China di Asian Games dan Piala Asia U-20. Namun, catatan tersebut tidak cukup untuk meyakinkan publik.
Menurut Yuan, Djurdjevic “tak punya filosofi permainan jelas” dan hanya mengandalkan kemampuan individu pemain tanpa arah permainan yang konkret.
“Ia bicara soal pressing, transisi cepat, kontrol bola, dan taktik menyerang. Tapi semua itu tidak terlihat di lapangan. Itu hanya omong kosong. Apa yang kita lihat adalah tim kebingungan,” tegas Yuan.